Saat ditemui, akang becanya bilang beberapa hari ini blm mendapat penumpang. Sebenarnya penumpang menurun sejak ojek online tumbuh berkembang. Dan di masa PPKM ini, penumpangnya semakin sepi. Menurut saya, ada dua solusi utk akang ini, perusahaan digital memberi layanan digital sebagaimana halnya ojek, atau upgrade usahanya menjadi ojek online.
Lembaga penggalang dana kemana ya? Kenapa iklannya muncul di medsos saat ada krisis kemanusiaan di luar negeri. Bahkan penggalangan dananya dilakukan di perempatan jalan sambil bawa bendera negara yg dibantu dan atribut agama. Saat PPKM, atribut agama itu di lingkungan saya hilang di telan bumi, seakan tdk laku jadi "alat pemasaran" utk penggalangan dana bagi warga terdampak PPKM. Yang terlihat anak kecil yg membawa kotak dan orang berjoget dalam baju karakter sedang mencari sesuap nasi.
Kita sebenarnya tdk butuh atribut agama utk membantu kesulitan orang seperti akang penarik beca, cukup bermodalkan rasa kemanusiaan saja, dan usaha semampunya, minimal berbagi konten informasi atau gagasan di medsos, dukungan imateri atau bantuan materi. Kalau hati tdk tergerak, agama bisa dijadikan terapi bagi mereka yg punya agama, tdk perlu "dijual" utk mengambil keuntungan bisnis penggalangan dana.
0 comments :
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya