Sore tadi saya belanja ke salah satu supermarket di Garut dgn berbekal daftar belanjaan yg dikirimkan oleh istri melalui WhatsApp. Biasanya istri yg belanja, dan saya hanya mengantarnya saja. Namun krn istri baru melahirkan, kegiatan rutin bulanan tsb saya tangani. Beberapa jam sebelumnya, saya juga menggantikan kegiatan belanja istri utk memenuhi stok makanan anak selama satu bulan. Kami melakukannya utk mencegah anak keluar rumah selama kondisi pandemi masih outbreak.
Ternyata belanja itu melelahkan, karena ada aktivitas selain berjalan, yakni menafsirkan sejumlah item dlm daftar belanja tsb. Ada beberapa item yg saya tdk mengetahuinya, seperti misalnya bumbu dapur merk tertentu. Google membantu saya menemukan kemungkinan wujud item tsb. Dan saya merasa risi saat membeli pembalut wanita, apalagi di sana hanya ada kaum hawa saja.
Di lift itu saya turun ke GF bersama pegawai supermarket. Saya bertanya kepadanya tentang jam tutup supermarket. Ia menjawab supermarket tutup jam 7. Dari jawaban tersebut saya menyimpulkan kalau kebijakan pembatasan jam operasional Pemkab Garut sudah efektif berjalan.
Teteh pegawai supermarket tersebut mengatakan kalau sekarang kerjanya tdk setiap hari, tetapi selang satu hari, di hari genap saja atau ganjil saja. Ia bersyukur masih bisa bekerja dan tdk di-PHK.
Saya merasa sedih mendengarnya, ternyata pandemi ini sangat memukul ekonomi banyak perusahaan dan pekerjanya. Dgn informasi tersebut saya lebih meyakini arti penting kebijakan, protokol kesehatan, dan vaksinasi yg merupakan ikhtiar penanganan pandemi.
Saya semakin heran dgn orang yg melawan ikhtiar tsb, sehingga pada akhirnya ia mengeluh atas dampaknya. Tdk sedikit orang seperti mereka yg menyebut dampak tsb sebagai kondisi yg sengaja diciptakan oleh kalangan medis atau farmasi utk bisnis, dan diciptakan oleh pemerintah utk menyulitkan rakyat. Bagi saya, orang yg kondisinya demikian itu sangat menyedihkan, karena ia tdk menyadari keburukannya dan tdk berhenti menambah keburukannya. Ada banyak orang yg terdampak olehnya, seperti mengalami kesulitan beraktivitas dan keuangan, hingga kehilangan orang yg dikasihinya atau kehilangan nyawanya sendiri.
Saat iktiar tsb diindahkan, secara tdk langsung kita telah turut serta memulihkan kondisi ekonomi. Semakin cepat pulih, para pegawai seperti teteh tsb akan dapat bekerja seperti sedia kala. Ikhtiar ini harus dilakukan oleh kita semua, utk kesejahteraan bersama.
#BiografiCahyana
0 comments :
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya