Saya pernah menjadi direktur operasional radio swasta yg sesekali ngisi waktu jadi penyiar acara penutup tengah malam. Saya sedikit tahu soal bagaimana media memilih berita. Kelayakan suatu berita utk ditayangkan oleh media memperhatikan nilai beritanya yg secara umum mencakup: ketepatan waktu berita dgn kejadiannya, dampak peristiwa terhadap banyak orang, konflik yg menimbulkan pro kontra, segala hal terkait mata uang, kejadian tak terduga, kedekatan kejadian dgn audien, ketertarikan manusia, kejadian yg menonjol (melibatkan tokoh).
Beberapa waktu yg lalu ada banyak teman jejaring yg mengirimkan pertanyaan di medsosnya, knp demo mhs kemarin sunyi pemberitaan. Ya mungkin krn nilai beritanya tdk dapat. Tapi begitu ada pendapat aneh dari wakil BEM SI ttg ORBA, atau kejadian menonjol terkait penganiayaan AA yg menimbulkan pro-kontra, barulah muncul beritanya kan ya?
Demikian pula saat pandemi menerpa dan berdampak luas, pemberitaannya terus menerus sampai sebagian orang merasa mual. Sebagian masyarakat yg tdk mengetahui soal nilai berita ini bahkan menghubung-hubungkan pemberitaan masif pandemi dgn teori konspirasi. Konflik Rusia-Ukraina yg menimbulkan pro-kontra juga menimbulkan nilai berita, sehingga beritanya pasti akan terus tayang sampai pro-kontranya menurun atau tdk ada lagi nilai berita lainnya.
#PersepsiCahyana
0 comments :
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya