Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Minggu, 09 Mei 2021

Mudik Tanpa Mengeluh

Di bulan Ramadhan ini, saya menerima kabar adanya larangan mudik dari tanggal 6 Mei 2021. Tujuan pelarangannya baik, agar lonjakan kasus positif Covid-19 dan kematian paska mudik lebaran tahun lalu tdk terulang. Ikhtiar utk tdk jatuh pada lubang yg sama adalah salah satu ciri mahluk berakal atau berbudi. 

Ikhtiar pemerintah ini merupakan bentuk tanggung jawabnya dlm melindungi keselamatan jiwa rakyat Indonesia. Saya memilih utk mendengar dan taat dgn aturan yg dibuat oleh pemerintah utk melaksanakan ikhtiar tsb. Aturan tsb tdk melarang warga Indonesia utk mudik dan kembali di luar waktu larangan. 

Bagi saya pribadi, mudik tdk harus selalu pd waktu libur lebaran, dan tdk harus selalu luring. Silaturahmi seterbatas apapun adalah silaturahmi, rejeki yg tdk boleh dikecilkan. Bagaimana tdk, sebab sering kali urusan pekerjaan membuat saya lupa kpd urusan selainnya, dan tdk banyak kesempatan yg saya miliki utk melakukan kegiatan di luar pekerjaan. 

Saya memutuskan utk mudik lebih awal di waktu ada libur dua hari. Perjalanan mudiknya sangat lancar. Jalanan secara umum nampak lengang. Hal tsb meringankan beban perjalanan saat berpuasa. Saya menanggung beban tersebut hanya utk mengentaskan kerinduan pd orang tua. Padatnya kegiatan tridharma membuat saya memiliki sedikit waktu utk melakukan aktivitas di luar pekerjaan. Begitu Tuhan memberi rejeki kesempatan, saya tdk melewatkannya semata utk memuliakan kerinduan yg suci tsb. 

Saya hanya bisa bertemu orang tua selama dua hari. Malam itu setibanya di rumah orang tua, saya langsung bercengkrama. Besoknya saya pulang dan diantar oleh kedua orang tua sampai parkiran kendaraan. Dari jendela mobil saya melihat kedua orang yg saya cintai. Hal tsb seperti air hujan yg membasahi tanah yg tandus.

Dari kata-katanya saya memahami adanya kerinduan orang tua utk bercengkrama lama. Libur lebaran di masa silam sebelum Pandemi memang merupakan saat terbaik yg bisa menuntaskan kerinduan. Namun kita semua tdk sedang berada dlm kondisi biasa. Pergerakan manusia sangat berpengaruh kpd kesehatan atau jiwa banyak orang. Demi kepentingan bangsa dan negara kita harus menunda saat terbaik tsb. Hingga pd masa di mana Pandemi berlalu, kita akan merasakan saat terbaik itu kembali dgn perasaan luar biasa. Perasaan manusia yg terbebas dari dunia yg terbatas selama sekian tahun.

#BiografiCahyana

0 comments :

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya