Imajinasi semacam itu membuat manusia menempatkan dirinya selalu di posisi nisbi, yg berusaha meyakini sesuatu dlm kondisi terbatas dlm mendeskripsikan keyakinannya tsb. Ia menjadi mahluk yg berserah diri kepada kebenaran absolut yg diyakininya, namun tdk dapat dijangkaunya. Hal demikian membuatnya selalu menemukan kebaikan dlm keburukan, tanpa harus terciprati oleh keburukan tsb. Buah dari mengabsolutkan segala hal adalah pujian kpd Tuhan yg menyelipkan kenikmatan dlm hal positif atau negatif.
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (H.R. Muslim)
#PersepsiCahyana
0 comments :
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya