Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Minggu, 16 April 2023

Perubahan adalah Keniscayaan


Garut, 25 Ramadhan 1444. Mas Yudho menulis di komunitas maya FB pada tanggal 7 November 2013:

Perubahan tidak mudah, tapi harus kerena dunia tidak pernah kompromi!

Istilah perubahan mengingatkan kita pada firman Allah SWT, "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri" (QS. ar-Ra'd: 11). Imam at-Thabari menjelaskan bahwa keadaan baik berupa anugerah kenikmatan dapat berubah menjadi keburukan atau musibah. Imam al-Qurthubi menjelaskan faktor penyebab perubahan itu adalah diri sendiri atau orang lain.

Ayat tersebut menggambarkan perubahan baik menjadi buruk. Misalnya, keadaan yg awalnya sejahtera, kemudian berubah menjadi keterpurukan. Kita diingatkan oleh Allah utk tdk berputus asa dalam kondisi seburuk sekalipun. Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi)” (QS. az-Zumar: 53-54).

Istilah kembali dikaitkan dengan istilah perubahan berarti membalikan keadaan. Tdk mudah utk membalikan keadaan, tetapi perubahan itu perlu dilakukan. Alasan perubahan yg masuk akal bagi orang awam adalah karena keadaan sejahtera lebih baik dari pada terpuruk. Dunia akan terus berotasi dan memberikan apapun kepada para penakluk. Dunia tdk akan memberikannya kpd kita yg berhenti bergerak krn terpuruk. Tidak ada kompromi, berubah atau kalah!.

Sementara alasan bagi orang beriman adalah karena malu kepada Allah yg telah menyeru utk kembali. Terlebih Allah begitu kasih kepada hamba-Nya. Hal berbeda dgn keterpurukan yg begitu kejam menyiksa perasaan. Lihatlah bagaimana welas asihnya Allah:

"Wahai anak Adam selama engkau masih berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku ampuni engkau apa pun yang datang darimu dan aku tidak peduli. Wahai anak Adam walaupun dosa-dosamu mencapai batas langit kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, Aku akan ampuni engkau dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, jika engkau mendatangi-Ku dengan sepenuh bumi dosa dan engkau tidak menyekutukan-Ku, maka Aku akan menemuimu dengan sepenuh itu pula ampunan" (HR. at-Tirmidzi).

Sebagaimana iman yg menurut Abu Darda r.a. bisa bertambah dan berkurang, kondisi lainnya pun bisa bertambah dan berkurang. Saat kita lemah utk membalikan keadaan, Allah selalu hadir utk mendengarkan setiap ucap do'a yg dipanjatkan. Oleh karena itu, dunia boleh hilang, tetapi harapan kpd Allah jgn sampai sirna dari dalam hati.

#PersepsiCahyana

0 comments :

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya