Garut, 21 Ramadhan 1444 H. Saya membaca kiriman mas Yudho di komunitas maya Facebook pada tgl 30 September 2013 sebagai berikut:
GMA dan percihan Cahaya...
cahaya itu tetap ada..
cahaya itu menjelma pada diri orang yang mengolahnya
maka menjadi manusia bermanfaat ..
bagi diri,,
keluarga,,
dan manusia lainya,,
selamat berjuang ikhwah fillah,
semoga Selalu Dalam Ridlo-Nya
Istilah "percihan" mewakili ekspresi yg tdk bisa dijelaskan maknanya, kecuali oleh pembuat istilah tsb. Kita tidak akan menemukan istilah tsb dalam kamus besar bahasa Indonesia. Dalam kesempatan ini saya akan menggunakan istilah yg memiliki hubungan logis dgn kata "cahaya", yakni "percikan". Seperti percikan cahaya dari kembang api.
Generasi Muslim al-Muhajirin (GMA) adalah satu entitas, dan "percikan cahaya" adalah entitas lainnya. Bila kita bayangkan kembang api, "percikan" dapat kita fahami sebagai titik-titik cahaya yg melesat dari satu titik sumber. Saya melihat sumber itu sebagai GMA. Dgn demikian kita memahami hubungan satu entitas dgn entitas lainnya, yakni GMA sebagai titik asal dari percikan cahaya. Cahaya yg terpercik adalah insan GMA yg membawa cahaya GMA ke berbagai tempat.
GMA mewariskan cahaya kepada anggotanya, melalui tausiah, atau amal kebaikan dlm hubungan dgn Allah, lingkungan, atau dgn sesama mahluk. Dalam pembahasan keagamaan, cahaya itu erat kaitannya dgn petunjuk, sebagaimana firman Allah SWT yang artinya:
Demikianlah Kami wahyukan ruh (Al Qur’an) kepadamu dari sisi Kami. Sebelumnya kamu (Muhammad) tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus (QS. Asy-Syura : 52). Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman) ... (QS. Al-Baqarah: 257)
Petunjuk yg tersampaikan atau dicapai pada masa lalu itu tetap ada dari masa ke masa. Kita dapat melihatnya pada diri anggota yg mengikutinya. Siapa saja yg mengolah petunjuk itu dgn benar, dari satu pikiran baik menjadi beragam pikiran baik, dari satu amal baik menjadi beragam amal kebaikan, insya Allah akan menjadikannya sebagai insan yg bermanfaat bagi diri, keluarga, dan manusia lainnya. Petunjuk yg datang dari GMA mendorong anggotanya utk menjadi manusia yg bermanfaat, menjadi manusia terbaik.
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia (HR. Ahmad)
Tentunya manusia terbaik adalah Nabi Muhammad SAW yang menghantarkan cahaya bagi umat manusia, dan cahaya itu menjelma pada dirinya secara penuh, sehingga dikatakan bahwa akhlak Nabi SAW adalah Alquran (HR Muslim). Dengan kata lain cahaya itu menjelma pada diri beliau dan terlihat dalam akhlaknya yang agung. Sungguh, Rasulullah SAW benar-benar manusia dengan akhlak paling mulia (HR Bukhari-Muslim).
Cahaya itu telah membuat GMA menjadi organisasi yang memberi manfaat bagi manusia. Cahaya itu harus dibawa oleh anggotanya ke segala arah, sehingga apabila eksistensi organisasi GMA sudah tidak ada, cahayanya masih tetap ada karena menjelma dalam diri anggotanya, berkelap kelip di segala tempat. Oleh karenanya, semangat terpenting yg diwariskan oleh GMA adalah terus berjuang menjadi manusia terbaik, menjadi manifestasi cahaya, dgn berbuat sebanyak-banyaknya amal kebaikan yg bermanfaat, semata krn mengharap ridlo Nya. Mereka yg berjuang adalah percikan cahaya GMA yg tetap ada sampai sekarang.
#PersepsiCahyana
0 comments :
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya