Sekolah Tinggi Teknologi Garut
Diselenggarakan mulai tahun 1991 dan bernaung di bawah Yayasan Al-Musaddadiyah.
Program Studi Teknik Informatika
Berdiri pada tanggal 30 Juni 1998.
Rinda Cahyana
Dosen PNS yang diperbantukan di Sekolah Tinggi Teknologi Garut sejak tahun 2005
Senin, 03 November 2025
Smartphone
Sabtu, 25 Oktober 2025
Masyarakat Informasi
Abstrak
Perkembangan pesat dalam teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah melahirkan struktur sosial baru yang dikenal sebagai Masyarakat Informasi. Dalam masyarakat ini, informasi tidak hanya dipandang sebagai data mentah, tetapi sebagai sumber daya ekonomi dan aset strategis perusahaan yang paling berharga. Artikel ini menganalisis definisi dan urgensi Masyarakat Informasi, serta menyoroti peran mendasar dari komponen inti TIK, yaitu hardware dan software, dalam mendukung dan menggerakkan seluruh proses operasional bisnis modern. Tujuan utama dalam Masyarakat Informasi adalah untuk mencapai keunggulan kompetitif melalui penguasaan dan pemanfaatan TIK yang efektif.
A. Landasan Konseptual: Dari Data Menjadi Nilai
Masyarakat Informasi didasarkan pada penciptaan, distribusi, akses, dan penggunaan informasi secara bebas (Karvalics, 2007). Untuk memahami pondasi masyarakat ini, penting untuk membedakan antara data dan informasi.
Data adalah materi fakta mentah, seperti huruf, angka, simbol, atau suara (O’Brien & Marakas, 2008, hlm. 33, 4). Data mewakili kejadian atau transaksi yang dicatat dan disimpan sebelum diorganisasi menjadi bentuk yang berguna (Laudon & Laudon, 2012, hlm. 479). Sebaliknya, informasi adalah data yang telah dirangkum, dimanipulasi, atau diproses sehingga menjadi bermakna dan berguna bagi pengguna tertentu (Loose, 1997; O’Brien & Marakas, 2008, hlm. 3, 34).
Dalam konteks bisnis, tujuan utama sebuah sistem adalah memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 36; O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 35). Informasi yang berkualitas harus memiliki atribut seperti akurasi, relevansi, kelengkapan, dan ketepatan waktu (timeliness) agar bernilai (O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 354, 355).
B. Teknologi Informasi dan Komunikasi
Masyarakat Informasi mustahil terbentuk tanpa TIK atau Infotech . TIK didefinisikan sebagai konvergensi teknologi telekomunikasi atau komunikasi dan komputer (Bouwman et al., 2005; ITU, 2002). TIK adalah istilah umum yang mencakup semua teknologi yang membantu memproduksi, memanipulasi, menyimpan, mengomunikasikan, dan/atau menyebarkan informasi (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 30). TIK menggabungkan komputasi dengan tautan komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 30).
Fondasi fisik TIK—yaitu hardware dan software —adalah yang memungkinkan pemrosesan data menjadi informasi, serta mendukung tiga peran vital sistem informasi dalam bisnis: mendukung operasi, mendukung pengambilan keputusan, dan mendukung strategi keunggulan kompetitif (O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 8, 213).
Peran Fundamental Hardware
Hardware didefinisikan sebagai semua mesin dan peralatan fisik dalam sistem komputer (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 38). Hardware berfungsi sebagai infrastruktur IT yang memungkinkan semua fungsi digital terlaksana (Rainer & Cegielski, 2016, hlm. 520).
Hardware mendukung aktivitas dasar sistem informasi (O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 35; Williams & Sawyer, 2011, hlm. 26-27):
- Input: Perangkat seperti keyboard , mouse , atau pemindai (scanner) menangkap data mentah (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 255).
- Processing: Central Processing Unit memanipulasi data dan mengontrol komponen lain, mengubah data menjadi informasi (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 212; O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 35).
- Output: Perangkat seperti monitor atau printer menerjemahkan hasil pemrosesan ke bentuk yang dapat digunakan manusia (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 281; O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 35).
- Storage: Perangkat penyimpanan sekunder (seperti hard disk atau flash memory ) menyimpan data dan program secara permanen (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 224).
- Control: Mekanisme untuk memastikan semua aktivitas sistem berjalan sesuai standar dan prosedur (O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 36).
Tanpa hardware, pemrosesan data, yang merupakan tujuan utama komputer, tidak dapat dilakukan (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 38, 244). Perkembangan terus-menerus membuat hardware menjadi lebih kecil, lebih cepat, lebih murah, dan lebih kuat, memungkinkan mobilitas dan personalisasi perangkat seperti smartphone dan PC tablet (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 364, 379; Laudon & Laudon, 2012, hlm. 202).
Peran Krusial Software
Meskipun hardware menyediakan sirkuit untuk pemrosesan, ia "tidak berguna tanpanya" (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 38). Software adalah kumpulan program dan prosedur yang memberikan instruksi kepada hardware tentang cara memproses data (O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 33, 217; Rainer & Cegielski, 2016, hlm. 528).
Software terbagi dua jenis utama:
- System Software: Mengelola dan mendukung operasi sistem komputer, termasuk sistem operasi ( Operating System - OS) yang mengontrol dan mengarahkan aktivitas sistem, seperti Windows atau Linux (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 121, 140; Laudon & Laudon, 2012, hlm. 51).
- Application Software: Program yang dirancang untuk mendukung tugas atau proses bisnis tertentu (Rainer & Cegielski, 2016, hlm. 529). Contohnya termasuk perangkat lunak produktivitas (seperti word processing , spreadsheet , database software ), hingga sistem yang lebih canggih seperti sistem manajemen basis data ( Database Management System - DBMS) (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 154, 161, 164; O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 196).
Software, khususnya DBMS, sangat penting dalam Masyarakat Informasi karena mengelola sumber daya data —kumpulan terintegrasi dari elemen data yang saling terkait (O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 33, 409). DBMS (seperti Oracle atau Access ) memungkinkan organisasi mengakses dan memanipulasi data dari basis data relasional (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 413; O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 197).
Peran Jaringan dan Cyberspace
TIK juga mencakup Network Resources, yaitu media komunikasi dan dukungan jaringan (O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 34). Jaringan menghubungkan dua atau lebih komputer, menciptakan lingkungan yang disebut Cyberspace —dunia maya yang dibentuk oleh komputer dan telekomunikasi (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 1, 18).
Jaringan, terutama Internet, Intranet, dan Extranet, memungkinkan bisnis menjalankan e-business dan e-commerce , menghubungkan operasi internal dengan pelanggan dan pemasok (O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 12, 218). Fenomena ini memastikan informasi tidak hanya didistribusikan lebih cepat, tetapi juga dikumpulkan, disimpan, diarsipkan, dan diakses kapan pun dan di mana pun (Gudauskas, 2011).
C. Keunggulan Kompetitif dan Kebutuhan Literasi
Dalam Masyarakat Informasi, orang atau bisnis yang berhasil adalah mereka yang menguasai dan mengendalikan informasi (Fenner, 2002). Penggunaan TIK yang strategis membantu perusahaan mencapai keunggulan kompetitif (O’Brien & Marakas, 2010, hlm. 8, 201).
Namun, untuk memanfaatkan TIK ini, individu harus memiliki beberapa kemampuan penting:
- Computer Savvy: Mengetahui apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh komputer, bagaimana komputer memberikan keuntungan atau kerugian, dan kapan harus mencari bantuan teknis (Williams & Sawyer, 2011, hlm. 2).
- ICT Literacy: Kemampuan menggunakan TIK yang diperlukan oleh kebanyakan pengguna (Acevendo, 2005).
- Digital Literacy: Kemampuan untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan, serta mengakses, menemukan, dan memprosesnya untuk menciptakan nilai dengan TIK (Árpád, 2007; Andretta, 2005). Literasi digital mencakup kemampuan teknis dan sosial, seperti membuat dan membagikan konten, mengelola identitas digital, dan menjaga privasi online (Wheeler, 2012, hlm. 5, 6).
Kesimpulan
Masyarakat Informasi adalah realitas yang didorong oleh konvergensi teknologi, di mana komponen inti IT— hardware sebagai pondasi fisik dan software sebagai instruksi cerdas—berinteraksi melalui jaringan untuk memproses data menjadi informasi yang strategis. Keberhasilan dalam Masyarakat Informasi bergantung pada sejauh mana organisasi dan individu dapat mengadopsi TIK dan mengembangkan literasi yang diperlukan untuk menciptakan, mengelola, dan memanfaatkan aset informasi ini guna mencapai keunggulan kompetitif global.
Daftar Pustaka
- Acevendo, V. (2005). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- Andretta, S. (2005). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- Árpád, P. (2007). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- Bouwman, H., R. F. W. Van B. P., & Van Der W. (2005). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- Drucker, P. F. (1992). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- Fenner, G. (2002). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- Gudauskas, R. (2011). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- Huang, K. T., Y. W. L., & Wang, J. (1999). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- ITU. (2002). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- Karvalics, L. Z. (2007). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2012). Management Information Systems: Managing the Digital Firm (13th ed.). Pearson Education Limited.
- Loose, M. (1997). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- Moody, D. L., & Walsh, P. (1999). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- O’Brien, J. A., & Marakas, G. M. (2008). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- O’Brien, J. A., & Marakas, G. M. (2010). Introduction to Information Systems (15th ed.). McGraw-Hill/Irwin.
- Rainer, R. K., & Cegielski, C. G. (2016). Introduction to Information Systems (3rd ed.). John Wiley & Sons, Inc.
- Wheeler, S. (2012). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- Williams, B. K., & Sawyer, S. C. (2010). [Dikutip dalam 01 Masyarakat Informasi.pdf].
- Williams, B. K., & Sawyer, S. C. (2011). Using Information Technology: A Practical Introduction to Computers & Communication: Complete Version (9th ed.). McGraw-Hill Companies, Inc.
Rabu, 15 Oktober 2025
Kenapa Harus di Pinggir Jalan?
Senin, 13 Oktober 2025
Gak Sat Set
Jumat, 10 Oktober 2025
Sistem dan Teknologi Informasi
A. MASYARAKAT INFORMASI
Masyarakat Informasi: Era Konvergensi Teknologi, Literasi, dan Data
Artikel ini disusun berdasarkan materi perkuliahan "01 Masyarakat Informasi" (Cahyana, 2020), yang bertujuan mengidentifikasi karakteristik masyarakat modern yang didominasi oleh konvergensi teknologi dan data.
I. Pengguna di Era Digital: Generasi dan Karakteristik
Dunia modern ditandai oleh pergeseran generasi, membagi pengguna teknologi menjadi Imigran Digital dan Pribumi Digital (Cahyana, 2020). Fokus utama diberikan pada Generasi Milenial, yang mencerminkan pepatah, "Sendiri di ruang nyata bukan berarti sepi di dunia maya" (Cahyana, 2020).
Karakteristik kunci Generasi Milenial meliputi (Cahyana, 2020):
- Selalu Daring (Always On): Mereka terbiasa terhubung ke jaringan untuk mengakses layanan dan informasi (Cahyana, 2020; Williams & Sawyer, n.d., p. 20). Generasi ini nyaman dengan perangkat digital di sekitar mereka (Williams & Sawyer, n.d., p. 94).
- Pembelajar Intuitif (Cahyana, 2020).
- Berorientasi Multimedia (Cahyana, 2020).
- Sangat Sosial/Multitask (Cahyana, 2020). Multitasking adalah kemampuan melakukan beberapa tugas sekaligus, seringkali dengan menggeser fokus secara cepat (O’Brien & Marakas, 2010, p. 95).
Untuk memahami lanskap digital ini, beberapa definisi kunci ditetapkan:
- Cyberspace (Dunia Maya) adalah dunia maya yang dibentuk oleh komputer dan telekomunikasi (Williams & Sawyer, 2010, dikutip dalam Cahyana, 2020).
- Multimedia adalah teknologi yang menyajikan informasi dalam banyak medium (Cahyana, 2020). Secara teknis, multimedia menggabungkan teks, grafik, animasi, video, dan suara dalam komunikasi yang terintegrasi (Laudon & Laudon, 2014, p. 377; O’Brien & Marakas, 2010, p. 32).
- Daring (Online) berarti terhubung ke jaringan untuk mengakses informasi dan layanan (Williams & Sawyer, 2010, dikutip dalam Cahyana, 2020).
II. Fondasi Informasi dan Literasi Dasar
Transisi ke Masyarakat Informasi menuntut penguasaan beberapa bentuk literasi teknologi.
1. Melek Komputer dan TIK
Melek Komputer (Computer Savvy) adalah kemampuan seseorang untuk memahami apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan komputer, bagaimana komputer memberikan keuntungan atau kerugian, dan kapan harus menyelesaikan masalah komputer secara mandiri versus meminta bantuan (Cahyana, 2020; Williams & Sawyer, n.d., p. 2).
Melek TIK (Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi) didefinisikan sebagai kemampuan individu dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang diperlukan oleh sebagian besar pengguna (Acevedo, 2005, dikutip dalam Cahyana, 2020). TIK itu sendiri merupakan konvergensi teknologi telekomunikasi/komunikasi dan komputer (Bouwman dkk., 2005; ITU, 2002, dikutip dalam Cahyana, 2020).
2. Data, Informasi, dan Nilai Strategis
Memahami perbedaan antara Data dan Informasi adalah fundamental:
- Data adalah material fakta mentah, seperti huruf, nomor, simbol, bentuk, dan suara (O’Brien & Marakas, 2008, dikutip dalam Cahyana, 2020). Data adalah fakta mentah atau observasi, biasanya tentang fenomena fisik atau transaksi (Rainer & Cegielski, 2011, p. 514; O’Brien & Marakas, 2010, p. 30).
- Informasi adalah data yang bermakna dan berguna (O’Brien & Marakas, 2008, dikutip dalam Cahyana, 2020). Informasi dihasilkan melalui proses tertentu dan disampaikan kepada pengguna tertentu (Loose, 1997; Machlup, 1980; O’Brien & Marakas, 2008, dikutip dalam Cahyana, 2020).
Informasi memiliki nilai yang sangat tinggi; ia merupakan kunci sumber daya ekonomi dan salah satu aset penting perusahaan yang sangat berharga (Drucker, 1992; Huang dkk, 1999; Moody & Walsh, 1999, dikutip dalam Cahyana, 2020). Oleh karena itu, orang atau bisnis yang berhasil adalah mereka yang menguasai dan mengendalikan informasi (Fenner, 2002, dikutip dalam Cahyana, 2020).
III. Literasi Lanjutan dan Masyarakat Informasi
1. Melek Informasi dan Literasi Digital
Melek Informasi (Information Literacy) didefinisikan sebagai kemampuan mengetahui informasi yang diperlukan, serta mengakses, menemukan, dan memprosesnya untuk menciptakan nilai menggunakan TIK (Andretta, 2005; Árpád, 2007, dikutip dalam Cahyana, 2020).
Konsep yang lebih luas adalah Literasi Digital (Wheeler, 2012, dikutip dalam Cahyana, 2020), yang mencakup sembilan kemampuan kritis, yaitu (Cahyana, 2020):
- MEMBUAT (konten untuk audien berbeda).
- MEMBAGIKAN (informasi agar mudah dicari).
- MENGGUNAKAN KEMBALI (konten untuk berbagai keperluan).
- JEJARING SOSIAL (untuk pembelajaran formal dan informal).
- TRANSLITERASI (mampu menggunakan beragam platform).
- MENYIARKAN SENDIRI (mampu menerbitkan ide dan konten).
- MEMILIH KONTEN (menggunakan mesin pencari).
- MEMELIHARA PRIVASI (memahami bahaya online dan strategi kerja aman).
- MENGELOLA IDENTITAS (menggunakan identitas yang sesuai di berbagai platform).
2. Masyarakat Informasi
Masyarakat Informasi (Information Society) adalah bentuk masyarakat baru di mana struktur sosialnya didasarkan pada pembuatan, distribusi, akses, dan penggunaan informasi secara bebas (Karvalics, 2007, dikutip dalam Cahyana, 2020). Tujuan utamanya adalah mendapatkan keuntungan kompetitif melalui TIK (Gudauskas, 2011, dikutip dalam Cahyana, 2020), di mana informasi dapat dikumpulkan, disimpan, dan diakses kapanpun dan di manapun (Gudauskas, 2011, dikutip dalam Cahyana, 2020).
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Jumat, 03 Oktober 2025
Konten Negatif Warisan Iblis
Rabu, 03 September 2025
Bencana Hoax
#persepsicahyana
Selasa, 02 September 2025
Perjuangan Penting Saat ini: Melawan Hawa Nafsu
Senin, 01 September 2025
Rekayasa Sosial
Masih banyak masyarakat yg terhasut oleh berita hoax atau bohong atau melebih-lebihkan. Misalnya, seseorang di-framing bergembira atas sesuatu, padahal sebenarnya dia bergembira utk sesuatu yg lain. Perkataan kesal seseorang di-framing agar terkesan jahat. Ada juga yg di-framing menjahati rakyat, padahal sedang berjuang menjaga ekonomi negara ini agar tdk kolaps. Caption ditambahkan utk memainkan emosi audien, sehingga hasutan itu berhasil menggerakkan masa.
Bila emosi telah menyala, gerakan itu mudah dikendalikan oleh hasutan-hasutan yg dijustifikasi oleh narasi menyesatkan yg terdengar masuk akal padahal asumsi liar atau cocokologi. Akhirnya sesuatu yg buruk menimpa orang-orang tsb, negara berhasil dilemahkan atau dilambatkan pembangunannya. Ada banyak orang dlm kelompok masa dan pendukungnya yg kemudian melakukan maksiat dan melanggar hukum.
Inilah yg disebut rekayasa sosial, sering digunakan utk tujuan politik atau kepentingan kelompok tertentu. Internet menjadi senjata rekayasa sosial yg mematikan. Hal itulah yg terkadang membuat pemerintah atau platform medsos membatasi internet dan layanannya, utk mengurangi hasutan atau dampak rekayasa sosial.
Benar apa yg disampaikan Allah SWT, "Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (Q.S. al-Hujurat: 6). Padahal serangan ujaran cukup dilawan dgn ujaran, bila tdk melawan atau meminta maaf berarti selesai. Di ruang demokrasi semua orang berhak berpendapat, dan di ruang hukum semua orang tdk boleh melampaui batas (melawan hukum).
#persepsicahyana
Perdebatan Guru dan Murid
Minggu, 31 Agustus 2025
Menjaga Indonesia
Sabtu, 30 Agustus 2025
Penjahat Demokrasi
Saat ini, kekuatan masa besar yg damai dan kekuatan medsos sudah cukup utk menimbulkan simpati dan mempengaruhi pembuat kebijakan. Selama pintu aspirasi dan koneksi internet tdk ditutup, tdk ada alasan anarkis. Pengrusakan atau kerusuhan dapat menurunkan simpati, membelokan tujuan ke arah kejahatan, seperti pencurian, pembunuhan, pemerkosaan, dll. Bangsa ini jgn jatuh pada kesalahan dua kali.
Miris sekali apa yg saya lihat di medsos. Ada banyak penjahat yg memprovokasi utk melakukan perusakan aset rakyat, melakukan kekerasan kpd orang lain, dan bahkan melebar ke aset sesama rakyat yg tdk ada hubungannya. Banyak konten hoax yg dibuat utk mengadu domba. Sebagai pembenci kejahatan, saya hanya bisa melaporkan komentar jahat seperti itu dgn harapan akunnya diblokir, sehingga rekayasa sosialnya tdk membuat orang-orang bodoh menjadi pion kejahatan mereka.
Sebagian rakyat sudah hilang adab di depan Gubernur yg mau menemui rakyat. Bahkan muncul teriakan pelecehan pada perempuan yg berada di sekitar Gubernur. Penjahat dlm demokrasi memang cuma numpang utk melampiaskan kejahatannya, maling teriak maling, batu ujian bagi siapapun yg memiliki tujuan mulia. Para penjahat ini merusak demokrasi dan citra demonstran yg berniat mulia.
Bila demonstrasi damai, tdk disusupi penjahat demokrasi, rasanya tdk akan ada pertarungan di jalanan di antara rakyat (aparat dan non aparat). Tidak akan ada lurah yg dipukuli dan mobilnya dirusak krn dituduh anggota dewan, sopirnya nabrak sana sini krn panik dgn para penjahat ini. Mulai dari gerobak dagangan hingga motor tertabrak akibat kepanikannya. Untunglah tdk ada korban jiwa akibat panik tersebut, seperti dlm kecelakaan yg melibatkan aparat dan ojol. Mobil mewah dirusak dan dijarah dgn dalil tuduhan yg sama.
Kamis, 28 Agustus 2025
Selamat Jalan Bunda Inge
Beliau ibu DR. Inggriani Liem atau lebih dikenal dengan nama ibu Inge, dosen senior Informatika ITB. Perjumpaan pertama saya adalah saat mengikuti kelas beliau, Rekayasa Perangkat Lunak di ITB. Namun ada momen yg membuat saya hingga saat ini membantu upaya beliau membangun kemampuan berpikir komputasional (CT) di Indonesia.
Saat itu saya menjabat ketua program studi Informatika. Salah satu tugas yg diemban adalah memonitor tugas belajar dosen. Kebetulan pak Rickard Elsen, dosen Informatika, adalah bimbingan beliau. Saya menemui beliau di ruang dosennya. Saya memperoleh sambutan yg hangat dan promosi pengabdian.
Beliau mengajak saya makan siang bersama. Dalam pertemuan itu beliau menceritakan tentang Bebras Indonesia dan menawari saya tanggung jawab sebagai ketua biro di Garut. Akhirnya kampus di Garut menjadi Sekolah Tinggi pertama yg ada dalam jaringan Bebras Indonesia. Beliau sangat selektif memilih kampus sebagai biro Bebras, sehingga tdk serta merta menerima jaringan Relawan TIK Kampus yg saya miliki. Bebras Indonesia merupakan bagian dari kegiatan Tantangan Bebras yg berlangsung di berbagai negara.
Dalam perjalanan berikutnya saya diajak menjadi pengurus Bebras Indonesia. Salah satu usaha membantu organisasi ini adalah menjadikannya sebagai bagian dari program Google for NGO. Hingga saat ini tugas pengelolaan email masih diemban. Tugas ketua biro diserahkan kepada ibu Dewi Tresnawati.
Sebagai pengurus, saya berusaha untuk mempromosikan Bebras dan CT ke Kemenkominfo RI dan Kemenag RI. Alhamdulillah, Prof Ali Ramdhani menyambut baik dan menjalin kerjasama penerapan CT di lingkungan Madrasah. Saat menjabat sebagai ketua Saka Informatika Kwarcab Garut, saya memperoleh bantuan kegiatan dari Kemenkominfo RI dan mengundang bu Inge sebagai salah satu narasumbernya.
Dalam kesempatan sebagai narasumber tersebut, bu Inge menunjukan perhatiannya pada hemat energi. "Kamu sudah saya anggap sebagai anak. Saya menasihati kamu agar menutup jendela bila AC dinyalakan", ujar beliau. Beliau juga memberikan pemahaman tentang "smart" yg saya usung sebagai tema kegiatan dlm sesi seminar tersebut. Namun yg lebih penting, saya berhasil mempertemukan Kemenkominfo RI dengan beliau di kampus, sehingga mendapatkan insight tentang pentingnya CT.
Interaksi dgn beliau terakhir kali di WA, 30 Juli 2021, terkait studi doktoral di ITB. Beliau mendo'akan saya cepat lulus dan mengulangi do'a tsb beberapa tahun kemudian di FB. Beliau menanyakan rencana topik penelitian. "Siapa tahu bisa kasih asupan paper2 kalau aku pas nemu", ujar beliau di WA.
Beliau masih ingat video yg dikirimkan di WAG Bebras, mobil tim Bebras yg berjuang melewati jalan longsoran saat berkegiatan Bebras di Cisewu. "Memetakan kesiapan infrastruktur IT aja khususnya utk pendidikan. Akan keren tuh bikin dashboardnya 😊 Dihubungkan sama tingkatan literasi dan berpikir. Pengalamanmu nyopir honda imut2 ke daerah itu salah satu background storynya. Goalnya utk bangun small contextual smart societies.", tambah beliau.
Beliau sosok religius. Nampak beliau berdoa sebelum makan dan memberikan nasihat-nasihat baik yg universal. Beliau pernah bercerita bahwa pandemi Covid 19 membuatnya lebih dekat dengan Tuhan. Beliau juga sosok yg sangat cair dan beradaptasi dgn lingkungannya. Term Islami seperti "Alhamdulillah" atau "Insya Allah" saya dengar dlm percakapan. Demikian halnya disampaikan oleh Prof Ali saat berinteraksi di Kemenag. Hal tsb menjelaskan beliau sosok plural yg sudah menjadi pelayan bagi umat manusia.
Hari ini, 28 Agustus 2025, beliau wafat di Bandung. Pelayanan beliau kepada saya, bangsa, dan negara sangat baik. Semoga kebaikan dari pelayanan beliau dapat saya ikuti. Saya meyakini, Allah tdk mempertemukan dan mendekatkan kpd siapapun, melainkan utk menguatkan perjalanan hidup. Terima kasih bunda atas segala amal baktinya.
#biograficahyana
Senin, 18 Agustus 2025
Nasihat Hati Beruban
Refleksi Kemerdekaan 80
Jumat, 15 Agustus 2025
Menggugurkan Keraguan
Rabu, 13 Agustus 2025
AI dan Manusia
Minggu, 10 Agustus 2025
Toilet Sekolah
Kamis, 07 Agustus 2025
Petunjuk Seorang Pendidik
Selasa, 01 Juli 2025
Mencuri
Senin, 30 Juni 2025
Jejak Pengabdian Rinda Cahyana
Menutup tahun akademi 2024/2025, evaluasi diri dengan Gemini, Jejak Pengabdian Rinda Cahyana, sebuah buku yang mendokumentasikan perjalanan dan kontribusi Rinda Cahyana sebagai seorang dosen PNS di Institut Teknologi Garut dan aktivis Relawan TIK.
Buku ini merupakan hasil riset Gemini yang menceritakan Rinda Cahyana sebagai pendidik, peneliti, dan pengabdi yang mengintegrasikan keahlian akademis dengan peran aktif sebagai Relawan TIK, bertujuan untuk mencerdaskan bangsa dan memberdayakan komunitas melalui TIK.
Kiprah sebagai Pendidik dan Peneliti: Menjelaskan profil akademik Rinda Cahyana, termasuk jabatannya sebagai dosen di Institut Teknologi Garut, latar belakang pendidikan Magister Informatika, dan statusnya sebagai mahasiswa doktoral di ITB. Dokumen ini juga merinci fokus penelitiannya yang relevan dengan tantangan digital kontemporer, seperti deteksi ujaran kebencian otomatis, literasi digital, smart village, pemanfaatan TIK untuk UMKM, dan teknologi pariwisata. Disebutkan pula 85 publikasinya yang mencerminkan kontribusi pada ilmu pengetahuan dan masyarakat.
Kiprah Pengabdian sebagai Relawan TIK: Menguraikan perjalanan Rinda Cahyana dari pendiri Komunitas TIK Garut (yang meraih penghargaan sebagai "Komunitas TIK terbaik se-Jawa Barat"), hingga menjadi Ketua Komunitas TIK Jawa Barat, dan kemudian memimpin Bidang Pengembangan SDM dan Penelitian di kepengurusan nasional Relawan TIK periode 2024-2028. Bagian ini juga memperkenalkan filosofi "Isme Relawan" dan "Filosofi Radio" yang dianutnya, serta program dan inisiatif utama Relawan TIK di bawah kepemimpinannya, seperti GNLD, respons COVID-19, akses digital, pengembangan digital pedesaan, pemberdayaan pemuda, penanggulangan bahaya digital, dan adopsi teknologi keuangan.
Kolaborasi, Penghargaan, dan Pengaruh: Menyoroti jaringan kolaborasi Rinda Cahyana dengan pemerintah (lokal dan internasional), institusi akademik, serta komunitas dan industri. Dokumen ini juga menyebutkan penghargaan yang diterima Komunitas TIK Garut dan pengakuan selama Festival Literasi Digital Jawa Barat 2021 sebagai bukti dampak kepemimpinannya. Pengaruhnya dalam ekosistem TIK dan literasi digital nasional juga dijelaskan, terutama dalam menjembatani kesenjangan antara pengetahuan teoretis dan kebutuhan komunitas.
Visi Masa Depan dan Warisan Pengabdian: Mengemukakan visi Rinda Cahyana untuk masa depan TIK dan pengabdian masyarakat yang berfokus pada literasi dan keamanan digital, pertumbuhan strategis kerelawanan, serta integrasi mendalam antara penelitian dan praktik. Warisannya digambarkan sebagai model teladan "akademisi-aktivis" yang telah menanamkan kerelawanan dan keterlibatan komunitas dalam struktur akademik, serta berperan penting dalam memajukan literasi digital dan pengembangan TIK berbasis komunitas di Indonesia.
Secara keseluruhan, dokumen ini menggambarkan Rinda Cahyana sebagai figur sentral yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam transformasi digital Indonesia melalui perpaduan keahlian akademis, penelitian terapan, dan pengabdian masyarakat yang berdedikasi.



