Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Sekolah Tinggi Teknologi Garut

Diselenggarakan mulai tahun 1991 dan bernaung di bawah Yayasan Al-Musaddadiyah. http://www.sttgarut.ac.id/

Program Studi Teknik Informatika

Berdiri pada tanggal 30 Juni 1998 dan terakreditasi B. http://informatika.sttgarut.ac.id/

Rinda Cahyana

Dosen PNS Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, dpk Sekolah Tinggi Teknologi Garut sejak tahun 2005

Kamis, 19 Desember 2024

Akhlak Baik dan Silaturahmi

Malaikat memahami manusia sebagai pribadi yg suka berantem, sehingga mereka bertanya:

"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" (QS. al-Baqarah: 30)

Tetapi Allah menakdirkan manusia sebagai pemimpin yg tdk hanya mampu menaklukan lingkungannya tetapi juga dirinya sendiri. Allah menurunkan Islam sebagai cara penaklukan, di antaranya dgn akhlak mulia dan silaturahmi.

Nabi Muhammad adalah utusan yg diperintah Allah utk memperbaiki akhlak. 

"Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak." (HR. Al-Baihaqi).

Beliau menunjukan praktek terbaik penaklukan. Contohnya, di jaman beliau ada wanita buta yg tdk menyukai Nabi. Ia sering disuapi oleh seseorang pria dan merasa senang dgn nya. Hingga suatu ketika ia merasa kehilangan krn pria tsb meninggal. Saat diberi tahu bahwa pria tsb adalah Nabi yg dibencinya, ia pun kaget dgn kabar tsb, malu dgn perilaku buruknya, dan akhirnya masuk Islam. 

Wanita tsb ditundukan Nabi dgn akhlak mulia, tetap sabar, membalas keburukan dgn kebaikan sampai akhir hayatnya, dan tdk memvonis buruk masa depan seseorang. Cara Nabi tsb menjaga silaturahmi atau hubungan baik. Tanpa hidayah yg timbul krn akhlak mulia, mungkin wanita tua itu tdk akan bersilaturahmi kembali dgn Nabi di Surga. 

Itu sekelas Nabi. Bila kita tdk dapat menaklukan diri sendiri, pasti tdk akan dapat bersabar dgn seseorang yg perilakunya seperti wanita tua tsb dan akan meninggalkannya. Kita akan kesal dan berkata, "air susu dibalas dgn air tuba." 

Berbeda dari Malaikat, Iblis tdk mau sujud kpd Adam saat diperintah oleh Allah. Ada kesombongan yg membuatnya demikian. Allah bertanya, "Apakah kamu menyombongkan diri atau kamu merasa termasuk golongan yang tinggi?" Iblis berkata, "Aku lebih baik daripada dia." (Q.S. Shad: 75-76)

Sombong menutup pintu Surga. Memutus silaturahmi sama seperti sombong, membuat seseorang tdk bisa masuk ke Surga. 

"Tidak akan masuk surga orang yang ada kesombongan seberat biji sawi di dalam hatinya ... Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia”. (HR. Muslim)

Di sisi lain, menjalin silaturahmi membuka pintu rejeki. Oleh krn nya, silaturahmi adalah kunci kesejahteraan, aman dari gelisahnya perselisihan dan beroleh bahagia dari hubungan baik. Becermin dari kisah Nabi sebelumnya, kita dapat menyimpulkan bahwa kunci tsb bisa dicapai dgn akhlak yg baik.

"Barang siapa yang dikaruniai sifat ar-rafqi (lemah lembut dan kasih sayang), sungguh ia telah diberikan bagiannya dari kebaikan dunia dan akhirat, demikian pula menghubungkan tali silaturahmi dan berbudi pekerti yang baik keduanya akan menambah rezeki dan menambah umur." (HR Ahmad)

#persepsicahyana

Jumat, 13 Desember 2024

Kebenaran dan Kesabaran

Siang ini Khatib membahas surat al-Ashr. Saya kemudian menyimpulkan bahwa kemampuan menasihati untuk kebenaran dan kesabaran merupakan indikator hidup tdk merugi. Menyampaikan kebenaran kpd seseorang juga harus dgn kesabaran agar sampai pada akhir yg bermanfaat. 

Seringkali kita bertemu dgn netizen yg lebih tertarik bermusuhan dari pada menguji kebenaran. Mereka sangat mudah memposisikan kita sebagai target ujaran menyinggung/ad-hominem hanya krn berbeda pendapat. Bila tdk cukup kesabaran, kita bisa larut dalam emosi dan kehilangan fokus pada tujuan interaksi (menguji kebenaran), sehingga meresponnya dgn tindakan serupa. Pada akhirnya kualitas kita sama dan tdk beroleh manfaat dari interaksi. 

Diinformasikan dari Sahihain, apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan khutbah, maka kedua matanya memerah, suaranya lantang, dan semangatnya berkobar-kobar bagaikan panglima perang yang sedang memberikan komando kepada bala tentaranya. Walau nampak keras di mimbar, tetapi beliau adalah pribadi yang lemah lembut dlm keseharian hidupnya. Jangankan kpd anak istrinya, kpd pembantunya sekalipun beliau bersikap lembut. 

Kelembutan itu sudah pasti terbangun oleh kesabaran. Melihat kepada Allah atau pengetahuan tentang Allah dapat membangun kesabaran terhadap perilaku mahluk Nya. Sebagaimana kesabaran Nabi yg tergambar dalam kesaksian Anas bin Malik r.a.:

Aku ikut membantu Nabi di rumahnya selama sepuluh tahun. Beliau tidak pernah berkata-kata kasar, tidak pernah menyakitiku, tidak pernah membentakku, tidak pernah menampakkan wajah cemberut di hadapanku, dan bila menyuruhku untuk melakukan sesuatu namun aku terlambat mengerjakannya, beliau tidak pernah memarahiku. Bahkan bila ada salah seorang keluarganya memarahiku, beliau mencegahnya sambil mengatakan : “Biarkan saja, tidak apa-apa. Bila Allah menghendaki sesuatu, itu pasti akan terjadi. (Dalail Nubuwwah, Abi Nuaim al-Asfahani)

Rabu, 11 Desember 2024

Penampilan

Ada pertanyaan menarik dari mahasiswa dalam pertemuan pertama perkuliahan dua bulan yg lalu. Apakah mahasiswa boleh menggunakan anting? Saya membayangkan aktor dalam film India. 

Saya katakan, semua orang, bagaimanapun penampilannya, boleh hadir di kelas saya. Asalkan niatnya sungguh-sungguh utk belajar. Kalaupun tdk bisa memberi manfaat bagi orang lain, minimalnya tdk mengganggu. Bila anting tsb membuat mayoritas orang di kelas gelisah atau dipandang melanggar aturan, ada baiknya ditanggalkan dulu selama di lingkungan kampus atau bersama kalangan mayoritas tsb. 

Saya pribadi memandang atribut seperti itu tdk perlu dgn berbagai alasan. Tetapi saya tdk akan memaksakan pandangan pribadi tsb kpd orang lain, mahasiswa sekalipun. Saya tdk aka  mengancamnya sehingga ia menjadi patuh krn takut. Seseorang menjadi sejalan dgn pandangan saya atau tdk, semuanya ada prosesnya. Cukup sebatas menjelaskan kenapa saya memiliki pandangan demikian dan menunjukan manfaatnya.

Bagi saya yg penting outputnya saja, harus menjadi orang baik dan berhasil dlm kebaikan. Tampang atau bahasa boleh terlihat jelek di mata orang lain, tetapi isi hati atau niat, dan capaian atau amal perbuatan harus baik. Jangan sampai penampilan buruk menurut orang lain benar-benar memberikan pengaruh buruk yg membuat tdk nyaman orang lain. 

#persepsicahyana

Minggu, 08 Desember 2024

Salat Warisan Terbaik

Warisan terbaik yg kita terima dari orang tua adalah pengajaran salat sedari kecil yg mampu mencegah kita sampai hari ini dari perbuatan dosa. 

"Sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar" (QS al-Ankabut: 45)

Dgn ketercegahan tsb, rejeki mengalir tak disangka-sangka dari banyak orang yg suka, dunia datang tanpa diminta. 

"Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu." (QS At Talaq: 2-3). 

Kunci selamat dunia dan akhirat memang salat. 

"Perkara yang pertama kali dihisab dari seoranghamba pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik, maka seluruh amalnya pun baik. Apabila shalatnya buruk, maka seluruh amalnya pun menjadi buruk." (HR. Thabrani).

Semoga kita mampu menjaga warisan terbaik ini.

"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku" (QS Ibrahim: 40)

 #persepsicahyana

Sabtu, 07 Desember 2024

Terpenjara dalam Kekurangan

Orang arif sibuk memuji Allah yg dilihatnya dgn ilmu telah menjadikan ketidaksempurnaan seseorang sebagai kunci pintu rejeki orang lain. Sementara orang yg terhijab sibuk merendahkan orang yg boleh jadi tdk serendah yg dikira, bahkan mungkin tdk lebih rendah dari dirinya. 

Satu kesalahan tdk menghapus banyak kebaikan, malah satu kebaikan menghapus banyak kesalahan. Saat kesalahan terhapus oleh maaf, sebagian orang malah tdk melihatnya. 

Begitulah manusia yg memandang jelas kesalahan orang lain, padahal kesalahan dirinya jauh lebih banyak; tdk memandang banyaknya kebaikan orang lain, padahal kebaikannya jauh lebih sedikit. Saat Tuhan sudah memaafkan, sebagian orang masih membalas dgn kesalahan serupa dan tanpa meminta maaf. Siapa yg lebih buruk pd akhirnya? 

#persepsicahyana

Kamis, 05 Desember 2024

Analisis Sentimen dan Penghapusan Kesalahan

Dalam analisis sentimen, bila kata positif dalam suatu ujaran jauh lebih banyak dari pada kata negatif, penjumlahan polaritas kata-kata tersebut akan menghasilkan nilai sentimen yg cenderung positif, sehingga ujaran yg mengandung kata negatif tersebut dianggap masih normatif atau dapat ditolerir. Kata negatifnya bisa diabaikan krn tenggelam oleh kata positif. Kalau operatornya diganti dgn perkalian, hilanglah kebebasan berpendapat dan bahkan keyakinan akan sifat Allah yang Maha Pengampun dapat runtuh. 

Suatu keburukan bisa melenyapkan kebaikan bila terlalu dominan. Namun keburukan dapat dihapus oleh kebaikan yg dominan. Keburukan dari kata negatif bisa dihapus oleh kebaikan dari banyak kata positif, dan demikian pula sebaliknya. Nilai sentimen yg menjumlahkan kata negatif dan positif menggambarkan kondisi kebaikan yg menghapus keburukan, atau sebaliknya. Setiap kata memiliki polaritas atau nilai positif atau negatif yg berbeda. Kita belum membicarakan kata tertentu yg polaritas positifnya sangat besar di sisi Allah, semisal kata-kata tauhid yg mampu melenyapkan banyak keburukan.  

Bila kita mempersoalkan keberadaan kata negatif yg minor, sementara nilai sentimennya positif, berarti kita telah lupa Tuhan yg meletakan aturan penghapusan dosa atau kesalahan. Kita mengabaikan kebaikan dari kata positif yg mayoritas dan diindahkan oleh Tuhan. Bagaimana kita tdk mengindahkan apa yg diindahkan oleh Tuhan?

#persepsicahyana

Toleransi Bahasa

Saya termasuk orang yg tumbuh dgn bahasa halus. Saya agak risi dgn penggunaan kata "anjing" atau "anjir" dlm perbincangan di antara kawan dekat. Agak kaget saat pertama kali melihat teman bertanya pada kawan dekatnya, "Ka mana (go)blog?". Ajaibnya tdk ada ketersinggungan. Pasti akan terasa tdk nyaman bila pertanyaan tsb disampaikan kpd saya. Hebatnya, teman tsb mampu beradaptasi, sehingga dia menggunakan bahasa halus saat berbincang dgn saya. 

Secara teori, bahasa kasar sering digunakan utk menguatkan ekspresi marah. Tapi seringkali juga digunakan dlm guyonan atau tuturan kawan dekat. Oleh krn itu saya tdk ingin menempatkan bahasa kasar tertentu di bawah standar etika, sebagai bentuk toleransi terhadap sebagian masyarakat yg terbiasa menggunakannya dlm keseharian hidup. Walau demikian, saya mencegah bahasa kasar berkembang di dalam keluarga, sebagai upaya menjaga tradisi.

#persepsicahyana

Selasa, 26 November 2024

Rejeki di Atas Keinginan

Saya studi S1 mulai 1997, S2 2008, dan S3 2022, antar jenjang belasan thn krn lebih fokus mengabdi sampai lupa dgn kebutuhan diri sendiri. Tdk pernah terpikir utk menuntut balasan pengabdian dgn studi kpd siapapun. Pintu-pintu studi terbuka begitu saja krn memang sdh waktunya, sesuai dgn apa yg Tuhan tuliskan pada Lauh. Dari awal saya tdk terpikir jadi dosen, PNS, atau kuliah terus sampai jenjang ketiga, semuanya diperoleh bukan krn ingin, tapi krn mengikuti jalannya.

Bapak ingin saya jadi PNS, sehingga dimasukan ke STPDN. Saya kabur dari tahap seleksi pintu akhir krn merasa tdk cocok. Setelah lulus Sarjana, saya ikut-ikutan mendaftar CPNS di Kopertis Wilayah IV dan hampir mengundurkan diri krn males melanjutkan prosesnya. Kalau pak Eri Satria tdk menyemangati, mungkin saya tdk jadi dosen PNS seperti saat ini. Saya menjadi PNS tanpa perlu dipukuli senior atau dlm lingkungan semi militer yg tdk disukai.

Jadi dosen juga bukan krn ingin. Selepas kuliah saya disuruh oleh ketua kampus utk mengajar, tapi tdk langsung dijawab. Setelah itu, ketua prodi, ibu Dini Destiani Siti Fatimah, datang meminta saya utk dapat diplot mengajar. Saya iyakan, tetapi dgn meminta maaf bila di tengah jalan berhenti krn kembali ke kampung halaman. Ternyata sampai diterima kerja di perusahaan Multinasional di Jakarta Pusat, saya memilih utk kembali ke Garut krn merasa lebih nyaman dgn suhunya yg sejuk. Dan kini saya menetap di Garut setelah ditugaskan oleh pemerintah di almamater kembali. Mungkin Garut adalah jawaban Tuhan atas permintaan saya sebelum datang ke Garut utk tinggal menetap di tempat yg sejuk. 

Dulu kuliah S1 di STTG bukan krn keinginan sendiri, tapi keinginan orang tua dgn pertimbangan banyaknya lulusan informatika yg dibutuhkan di dunia kerja dan juga krn ada pesantren. Setelah meninggalkan seleksi STPDN tingkat provinsi, saya yg sdh menjadi mahasiswa teknik mesin, dibawa ke Garut oleh bapak dan akhirnya menjadi sarjana informatika. Jiwa saya baru menikmati Informatika setelah Kerja Praktek. Ada banyak mata kuliah yg saya ambil kembali krn ingin menikmatinya. Dlm proses studi, saya ikut seleksi pengelola lembaga keuangan mikro, Baitul Maal wat Tamwil, memperoleh hasil tes tertinggi. Tapi saya tdk mengambil peluang kerja tsb dan tdk ada yg mencegahnya. 

Dulu menjadi pejabat kampus pun bukan krn ingin. Saya diminta utk mengisi jabatan dan dijawab dgn saran utk menawarkannya kpd kolega lain yg kompeten. Saya memperoleh saran balik utk tdk terlalu banyak berpikir. Saya iyakan bila orang tua meridhainya. Bagi saya, jabatan adalah fitnah, sehingga hati ini merasa tdk gembira saat mendengar tawarannya. Saya mengucap istirja dan berserah diri kpd Nya atas segala fitnah yg akan datang. Begitu jabatan itu berhasil dilepas, hati ini bergembira krn hidup terasa lebih ringan dan lebih banyak keindahan dunia yg tampak. 

Dulu saya disuruh daftar kuliah S2 di ITB oleh kampus. Setelah menerima kabar diterima S2, saya bilang tdk ada dana. Tuhan kemudian menggerakan kampus utk mendanai dan keluarga ikut membantu. Pun setelah diterima masuk program S3 baru di UNDIP pada bidang Sistem Informasi yg diminati, saya diminta oleh kampus utk mendaftar lagi di ITB.  Sebelumnya saya menghindar krn merasa belum memiliki nasab ilmu kecerdasan buatan yg mencukupi. Tuhan menggerakan kampus utk mendanai dan keluarga ikut membantu.

Semua itu adalah rejeki yg digariskan Nya tanpa perlu syarat adanya keinginan. Kalau takdirnya harus jadi dosen, PNS, dan kuliah, saya tdk bisa menghindar, seperti daun kering yg terbawa aliran air. Menjadi apapun kita, tujuan utamanya tdk berubah, menjadi hamba Nya yg bermanfaat. Jalan-jalan yg dibukakan Nya hanyalah sarana yg disediakan Nya utk pengembangan diri, sebagai hamba Tuhan dan pelayan semesta.

#persepsicahyana

Kamis, 07 November 2024

Menjadi Seperti Rembulan

Kalau ada yg bertanya, knp pipinya seperti bulan, banyak kawahnya? Jawabannya, waktu SMA saya gak kenal sabun pembersih wajah utk kulit berminyak. Sabun wajah ya sama saja dgn sabun mandi. Tdk seperti sekarang yg beda antara sabun wajah dgn sabun mandi. Dulu tdk ada mini market yg di etalasenya berjajar beragam alternatif perawatan wajah. Obat jerawat yg diberikan oleh dokter tdk seefektif sekarang, cuma cairan sulfur. Saran ustadz utk banyak berwudhu juga tdk efektif. Baru ke sini-sini ada Cyndala yg cepat mengempiskan jerawat tapi menyisakan fleks hitam. Tapi kebiasaan buruk yg membuat hal tsb adalah tangan yg suka ngoprek jerawatnya, sehingga menjadi luka kulit yg dalam.

Ada saat di mana jerawatnya atau produksi minyak di wajahnya berkurang, yakni saat sibuk dgn Dzikrullah. Penyakit lainnya pun menjadi sembuh. Memang dzikr itu menenangkan hati, membuat detak jantung menjadi normal, sehingga organ tubuh berfungsi baik dan lebih tahan terhadap penyakit. Mungkin maksud ustadz dgn berwudhu itu bukan sekedar membasuh wajah, terus dlm keadaan bewudhu, tetapi juga terus dlm keadaan berdzikr. 

Sampai sekarang saya ga perduli dgn kondisi pipi. Kalau di banyak foto yg saya unggah kondisi tsb ga kelihatan, itu yg salah kamera AI bawaan smartphone. Jadi teringat murid JOO dari BPPTIK saat temu darat. Ia bilang wajah saya beda dgn yg dilihatnya di Zoom. Sudah lazim dari dulu kalau berfoto suka berias dulu. Kalau ga gitu, nanti saya dikomentari lagi oleh kolega seperti saat diwawancarai oleh ANTARANEWS. Katanya, make-up lah dulu sebelum shooting. Cuma bedanya, sekarang gak ribet, cukup pake pengaturan default pada smartphone nya, sehingga neng AI si tukang rias digitalnya aktif. 

Kawah bulan mungkin tdk indah dipandang mata dari kedekatan oleh Astronot sekalipun. Tetapi bulan yg bercahaya bisa terlihat indah dari kejauhan dan mempengaruhi pasang surut lautan yg luas. Demikian pula dgn saya, harus sebaik rembulan, bercahaya dgn amal yg bermanfaat bagi banyak orang. Saya harus seperti bulan purnama yg membuat orang menikmati malam dgn gembira, seperti Super Moon atau Blood Moon yg membuat orang menyadari kebesaran Tuhan, atau menjadi acuan utk urusan manusia. Bukan hanya berdampak bagi pasang surut nya hidup orang banyak yg bisa positif, netral, atau negatif.

#biograficahyana

Selasa, 05 November 2024

Kasih Faham Pengendara Rese

Entah kenapa dua hari ini berturut-turut bertemu dgn pengendara motor tanpa helm yg cukup mengganggu. Perilaku keduanya sama, nyalip lalu melambat. Setelah saya salip, dia nyalip lagi sambil nyengir. Biasanya saya don't care dgn pengendara yg nyalip atau disalip, cukup menikmati berkendara saja atau mengabaikan pikiran-pikiran ga penting. Tapi tdk dengan dua hari ini, saya tdk bisa membiarkannya. Sekali-kali kasih faham orang yg rese itu ga ada ruginya. 

Pengendara yg kemarin menyalip lalu melambatkan kendaraannya di hadapan kendaraan saya. Krn dirasa membahayakan, saya beri klakson panjang. Saya sejajarkan kendaraan, buka visor helm, lalu mengingatkannya utk tdk berbuat seperti itu, sambil tangan menunjuk ke kendaraannya. Setelah itu saya melaju dan dia tdk nyalip lagi. Saat itu saya berpikir, harusnya tangan ini nunjuk ke kepala utk ngingetin dia supaya pakai helm. Tapi bagus juga saya tdk melakukannya. Kalau dia memahami isyarat tsb sebagai "ga punya otak", rasanya itu terlalu kasar.

Pengendara hari ini tdk membahayakan, tapi sama-sama provokatif. CC motornya lebih besar dari motor saya. Karena orang sombong harus dikasih pelajaran dgn sombong lagi, saya salip dia dan banyak kendaraan sampai suara motornya tdk terdengar lagi. Bukan utk ditiru oleh siapapun, tapi saya cuma mau ngasih pelajaran sama pengendara tsb, kalau CC mesin itu nomor dua, nomor satunya adalah keberanian dan pengalaman. Di atas segalanya adalah keamanan, termasuk mengenakan helm SNI. 

#cahyanatrip

Kamis, 31 Oktober 2024

Pengalaman Pertama Melatih Peserta Disabilitas

Kamis, 31 Oktober 2024, saya berada di Jakarta Selatan utk melaksanakan tugas dari BPPTIK Kominfo RI sebagai instruktur dlm kegiatan Pelatihan TIK bagi Peserta Disabilitas di kantor YPAC Nasional. Pengalaman pertama melatih peserta disabilitas ini memberikan pengalaman mengajar yg baru. Instruktur harus berperan sebagai ayah yang sabar, bertutur lembut, bekerja dgn ritme yg lambat agar sesuai dgn kemampuan peserta yg terbatas.

Penerjemah yg hadir adalah juru bahasa isyarat yg suka tampil di TV. Ia mengangap gaya bicara saya yg tdk cepat cukup membantunya. Saya salut sama penerjemah yang mampu menyederhanakan penjelasan saya kpd peserta. Saya sampaikan kpd nya kalau gaya tersebut memang bawaan dari dulu. Cuma kadang terpaksa suka cepat dalam menjelaskan sesuatu utk mengejar materi dgn JP terbatas, semisal pelatihan JOO bagi ASN yg membuat sedikit peserta, biasanya yg sdh berusia, meminta saya utk mengulang penjelasan.

Awalnya saya grogi krn takut ada kendala dlm menyampaikan pengetahuan. Tapi pada akhirnya bersemangat dan salut dgn peserta yg secara umum mampu menerapkan rumus excel dgn baik. Perlu kesabaran ekstra saat berinteraksi dgn peserta kategori developmental yg terkesan cuek. Sementara peserta yg terbatas visualnya berkali-kali meminta maaf krn lambat dalam mengoperasikan komputer dan ada beberapa fitur yg tdk dapat diakses. Dgn tersenyum saya jawab, "tdk apa-apa", kemudian menyuruhnya utk skip soal latihan yg dimaksud. Dari awal saya sudah siap melayani mereka dgn menyesuaikan diri krn memaklumi keterbatasannya. 

Saya begitu terharu krn mereka bersemangat dalam belajar dan berlomba. Saya berpesan kpd mereka utk mengabari bila menang lomba di Vietnam. Tahun lalu Indonesia baru menang juara ketiga. Semoga tahun ini meningkat. Amin.


Kamis, 24 Oktober 2024

Neng AI, Teman Baru di Dunia Maya

Sekarang ini, hanya AI dari perusahaan besar yg mampu berinteraksi dgn bahasa positif di dunia siber secara konsisten. Ada standar perusahaan yg mengendalikan perilaku AI dgn ketat. Manusia juga sebenarnya punya standar perilaku dari berbagai sumber, tapi cenderung bebas, free speech atas nama hak asasi manusia atau demokrasi. Walau demkian, sejumlah negara punya aturan pembatasan ujaran utk melindungi kelompok marginal dan lain sebagainya yg memungkinkan kendali secara preventif atau represif.

Dulu ada AI nya Microsoft di Twiter yg berbicara rasis krn pengaruh manusia, kemudian dia dimatikan. Ternyata mesin, sekalipun blm bisa mendengar suara jin, ia tetap mendapatkan bisikan buruk dari manusia. Setan memang berasal dari kalangan jin dan manusia. Manusia yg mengajarinya rasisme mungkin masih berkeliaran sampai sekarang dan menimbulkan ketidaknyamanan di alam maya. Terkadang kita melihat mesin yg normatif lebih enak utk diajak berinteraksi di thread medsos dari pada manusia. 

https://drive.google.com/file/d/11I3U1z2pcZtrvMl7A0ji0MtEmdwtks26/view?usp=drivesdk

Di masa depan, seseorang yg intropert atau seseorang yg menarik diri dari kehidupan sosialnya mungkin akan merasa lebih nyaman berinteraksi dgn neng AI dari pada manusia kebanyakan. Apalagi kalau neng AI nya hadir seperti robot humanoid nya Elon - Tesla Optimus Gen 2, tapi dgn tata rias gaya Jepang atau Korea yg lagi tren di kalangan anak muda 🤭 Entah kehadiran neng AI ini bisa jadi terapi kemampuan sosial kalangan ini atau malah membuat mereka semakin menyepi. 

Neng AI ini ga perlu ke toilet krn yg dia konsumsi selama 24 jam adalah pengetahuan dari Big Data. Dia melatih dirinya dgn data tsb dan data percakapan dgn manusia. Model bidadari duniawi yg selalu melayani segala kebutuhan manusia dgn tanpa mengeluh. Mau punya selusin neng AI berwujud robot humanoid pun gak bakal buat istri cemburu krn mereka cuma benda yg bisa berpikir tapi perasaanya tdk nyata. Manusia yg mampu berpikir tanpa merasa memang tdk akan sampai pada kebijaksaan dan tdk akan terasa hangat sampai ke lubuk hati.

#persepsicahyana

Selasa, 22 Oktober 2024

Pakaian Hanyalah Simbol


Saat di Pondok dulu saya suka mengenakan jubah, terbawa kebiasaan pakaian di GMA (Generasi Muslim al-Muhajirin). Beberapa teman di GMA mengenakannya krn terinspirasi Wali Songo dan merasa semangat keagamaannya terdorong dgn pakaian tsb. Beberapa teman GMA lainnya (dgn sumber inspirasi yg sama) memilih utk mengenakan atribut pakaian adat seperti bendo dan iket dlm kegiatan keagamaannya.

Pilihan warna hitam dari jubah yg saya kenakan mengikuti semangat asketis, bukan krn pengaruh aliran harokah jihadi, hehehe. Harokah saya dulu adalah Ratisejiwa (Meraba Hati Mensejahterakan Jiwa), perang besar melawan hawa nafsu utk memperoleh Cahaya, melalui lelaku dzikir dan tafakur yg menenangkan, mewujudkan kedamaian dan penguasaan masalah. 

Saat itu di pondok ada dua kebiasaan pakaian harian. Santri mahasiswa teknik Sekolah Tinggi Teknologi Garut secara umum berbeda dgn santri salafiyah, mereka tdk sarungan. Tapi kalau ngaji semuanya pasti sarungan dgn pakaian seragam jenis koko.

Pernah saya mengusulkan agar pakaian santri teknik bentuknya jubah. Beberapa santri menyetujuinya. Lalu saya mendengar yg baru saya dengar dari salah satu teman (seorang guru sekolah yg tinggal di pondok) bahwa muslim seharusnya tdk terjebak dgn simbol. Makna dari perkataan teman tsb adalah ingatan bahwa agama itu yg terpenting adalah pengamalan dan tdk sekedar penampilan atau simbol-simbol. 

Usulan saya tsb tdk pernah saya wujudkan. Cukup pak Kyai saja yg mengenakan jubah putih, krn keluhuran ilmu dan amaliahnya. Bagi santri teknik yg sedang belajar, perhatian thd pengamalan agama lebih penting dari pada penampilan. Pengamalan agama adalah penampilan muslim yg sebenarnya.

#BiografiCahyana

Kisah Santri

Tentunya selalu ada banyak kisah di ponpes yg terekam dlm benak santri. Salah satunya yg masih saya kenang semasa mukim di ponpes adalah seorang santri yg tercebur ke dalam kulah oleh bobot tubuhnya sendiri, lalu ia mencari orang yg mendorongnya 😅 Nih santri siswa gaulnya sama santri mahasiswa 😄

Ustadz juga kadang sering membuat kelucuan. Salah satunya adalah saat ustadz Murgo membangunkan santri di waktu fajar. Beliau mendatangi dan mengetuk pintu kobong dgn mengenakan topeng berambut panjang. Santri yg buka pintu langsung kaget ... tapi berakhir tertawa bareng 🤣

Kisah dunia lain juga ada, yaitu saat dua orang santri dlm selisih waktu tertentu melihat penampakan jin wanita berpakaian putih dgn rambut terurai ke depan, saat aktivitas mencuci di malam hari. Dan mereka santai saja. Namun yg satu sepertinya antusias ke hal mistis seperti itu 😄 Di mana kang Anwar dari Cianjur sekarang ya?

Kisah kebersamaan sangat banyak, seperti saat kumpulan santri makan sore bareng di atas pelepah daun pisang direcoki ayam peliharaan ustadz Ukoz 😁 Tradisi makan mayoran kang Ade Tasik dkk.

Kisah cinta pastinya ada, seperti santri cinlok sampai menikah atau patah hati, atau santri yg mau dijodohin kyai 😍 Colek Hardi Dayak dan kang Deden Ismail. Saya ngalamin juga digoda oleh pak Kyai Asep utk dekat dgn ustadzah dan dipanggil pak Kyai Marghani utk ta'aruf 🤭

Santri kena ta'zir pastinya ada, seperti santri yg disuruh push-up sama Kyai krn tdk ikut aurod lepas Maghrib 🤗 Saya yg tidur di kamar tamu, hanya bisa menyimak 🤭 Mungkin berkah aurod harian di kamar, suka dilewat sama pak Kyai Maman. Beliau cuma melihat dan berlalu 😁

Santri aktivis juga ada, jarang ada di kobong krn sibuk kegiatan pergerakan mahasiswa di luar ponpes 💪. Salah satunya adalah kang Amin yg kasih saran agar tdk usah jalan di tempat ngurusi satu organisasi, segera lulus kuliah utk ngurusi organisasi lain. 

Santri wirausaha juga ada, buat handycraft dan dijual ke supermarket. Santrinya sekarang sdh jadi Kontraktor tajir. 🤑 Colek sodaranya, Tanto Sutanto

Bersebelahan dgn kamar Ustadz Jenjen yg jago qiro'ah dan main keyboard, suka nyetel kaset kitaro, membuat saya menjadi penikmat aliran New Ages sampai mengkoleksi beberapa kaset Inspirational Moment. Ga hanya aliran itu saja, saya juga penikmat dan kolektor kaset Nasyid Raihan, Haddad Alwi, Snada, Qatrunada, dll. Radio tape nya saya dapatkan dari pasar loak di jalan Pramuka dan terbakar dlm insiden teman yg tidur lupa matiin pemanas air. Teriakannya selepas terbangun dan lari ke luar krn kebakaran mengagetkan penduduk kobong 😅

Dan satu nasihat pak ustadz Encep Muhdan yg masih diingat dan mungkin juga didengar oleh santri lainnya adalah agar para santrinya mengenakan daleman sekalipun sdh pakai sarung. Btw, sarungnya santri itu kadang dipake terus dan sebulan gak dicuci 😃 Makasih kang Asep Samarang yg sdh ngasih sarung.

#BiografiCahyana

Minggu, 20 Oktober 2024

Selamat Bertugas Pak Presiden

Saya adalah pemilih pak Prabowo saat beliau bertarung melawan pak Jokowi utk pertama kalinya. Dasar pilihannya bukan krn tanggal lahir beliau yg sama dgn saya, 17 Oktober. Beliau adalah sosok yg dianggap Gus Dur sebagai Nasionalis yg ikhlas.

Pada periode pilpres berikutnya saya memilih pak Jokowi, sekalipun agak kecewa krn Prof Mahfud tdk jadi Wapres mewakili NU yg saya anggap sebagai kekuatan penyeimbang kalangan Nasionalis dan dapat menetralisir polarisasi. Namun pemilihan Prof Ma'ruf juga sudah tepat krn selama ini beliau didukung oleh simpul-simpul polarisasi, sekalipun kemudian beliau ditinggalkan oleh mereka setelah menjadi Wapres. Pilihan saya rupanya tdk keliru krn ternyata pak Prabowo bergabung dlm kabinet, sekalipun loyalis pragmatis nya kemudian memusuhi. Hal tsb membuktikan keikhlasan beliau dalam mengutamakan Persatuan Indonesia di atas egoisme pribadi atau golongannya.

Dalam Pilpres kemarin, saya memberikan suara utk Prof Mahfud, orang yg saya anggap sebagai Hujah nya Indonesia. Istri memilih pak Prabowo, dan itu tdk masalah. Sudah menjadi takdirnya, pak Prabowo menjadi pemenang Pemilu setelah berada dalam gerbong partai pendukung pak Jokowi, tanpa dukungan loyalis pragmatisnya yg meninggalkan beliau. Hal tsb menunjukan besarnya kepercayaan politik kpd pak Jokowi dan pak Prabowo.

Saat ini, pak Prabowo mengajak semua kekuatan politik utk menguatkan pemerintahannya, sekalipun dgn kabinet yg tdk ramping. Hal tsb berbeda dgn apa yg dilakukan oleh Gus Dur yg merampingkan kabinet, membuang kementerian yg tdk diperlukan. Namun setiap jaman ada kebutuhannya sendiri, pemimpin yg teruji keikhlasannya pasti akan membuat keputusan terbaik yg tdk merugikan bangsa dan negaranya.

Setiap kekuatan politik yg merapat kpd pemimpin yg ikhlas pastinya punya keikhlasan utk mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Keihlasan ini harus jadi kekuatan terpenting kabinet beliau. Saat semuanya bersatu dlm kabinet, pak Prabowo harus siap menerima fungsi oposisi di dalam pemerintahnnya yg menjalankan amar ma'ruf nahyi munkar demi lurusnya jalan pemerintahan Republik Indonesia ke depan.

Catatan ini sekedar menunjukan bahwa sebagai pemilih, saya menikmati hasil Pemilu di Indonesia secara positif, tdk merasa perlu menikmati perasaan tdk nyaman berperiode-periode. Tdk ada pilihan manusia yg sempurna, tetapi selalu ada jalan utk mendekati kesempurnaan. Selamat bertugas pak Presiden, Masa Depan Indonesia yg Maju dan Bersatu ada di tangan bapak.

Jumat, 13 September 2024

Air Ujian


Masalah atau ujian bila sudah ditakdirkan oleh Tuhan akan datang seperti air yg mengalir tak terbendung. Rasa airnya tdk nyaman bagi orang yg tdk menikmati ujian tsb, seperti sedang kedinginan lalu terbasuh air dingin yg membuat tubuh tambah menggigil. Rasanya menyenangkan bagi orang yg menikmati ujian, seperti sedang kegerahan lalu terbasuh air dingin yg menyejukan.

Sebagaimana dikatakan dalam Risalah Qusyairiyah, bahwa ujian adalah pesta bagi murid. Ujian membuka pintu pengetahuan, pensucian diri, dan tangga kenaikan derajat. Bagi murid, ujian adalah cara Tuhan menyentuh dan menarik ke sisi Nya. Terkadang kita menolak tarikan Nya dgn berkeluh kesah.

#PersepsiCahyana

Kamis, 12 September 2024

Ngerinya Jadi Pemimpin

Malam itu saya nongkrong di pinggir jalan sambil icip-icip makanan di lapak PKL. Pedagangnya minta maaf tdk menyediakan meja krn takut ada Satpol PP. Saya baru tahu kalau area tsb harus bebas PKL sampai malam hari. Ia kemudian menginformasikan lokasi baru lapaknya yg diperbolehkan pemerintah. Sang pedagang merasa tidak diperhatikan oleh pemimpin daerah yg tidak memahami kebutuhan usahanya. Saya melihat beliau emosional sehingga lupa bukan hanya ia yg punya kepentingan di fasilitas umum.

Saya yakin aturan dibuat utk kebaikan. Tugas pemerintah mengatur segalanya agar semua kepentingan terakomodasi dgn baik. Hanya saja tantangan terbesarnya adalah membuatnya seadil mungkin bagi semua pihak dan memberikan pemahaman dgn baik. Kalau tdk berhasil, alangkah ngerinya apa yg dihadapi oleh pemimpin. Mulai dari sumpah serapah hingga do'a buruk yg dipanjatkan oleh orang yg merasa didzalimi. Padahal pemimpin mungkin punya kapasitas utk memberikan solusi terbaik bila saluran komunikasinya baik tanpa noise. Itulah knp jadi pemimpin itu berat dan orang yg faham berusaha utk menghindari posisi tsb.

Saya pribadi saat dulu diminta utk menjadi pemimpin yg terbayang pertama kali dalam benak adalah fitnah, sehingga merasa takut. Saya takut dgn hisaban di Akhirat. Saya lebih memilih membaca Istirja dari pada Hamdallah saat ditawari posisi tsb. Sebaik dan seadil Sayyidina Ali saja masih ada yg membenci dan membunuhnya atas nama agama, apalagi orang yg ga ada apa-apanya seperti saya.

Saya menyarankan agar jabatan nya diberikan kpd orang lain yg lebih kompeten. Sekalipun ada orang yg berkata, "ambil saja tanpa perlu banyak pertimbangan", saya dgn sangat yakin menjawabnya "tidak!". Minimalnya saya perlu keridhaan orang tua selama keduanya masih ada. Ridha Tuhan ada pada orang tua yg cenderung berharap yg terbaik bagi anaknya. Teman saya bilang orang tua adalah jimat. Tanpa sertaan doa orang tua, mungkin saya tdk akan sanggup melewati fitnahnya.

Teman dan orang tua menyarankan saya masuk area politik. Saya tertawa dan bilang, "Gak minat!". Lihat foto saya di flyer digambari tanduk oleh mahasiswa saja merasa sedih, apalagi bila baligo politik yg ada gambar saya disobek-sobek. Sedihnya saya itu krn merasa telah berusaha ajeg utk berbuat baik dan terbaik. Saya tdk bermental kuat utk berada di antara orang-orang yg tdk suka. Lebih baik mengalah atau menjauh dari pada orang lain tersiksa oleh perasaan negatifnya, seperti tdk puas, iri, dengki, dan lainnya. Terkadang keluh kesah di bawah tdk diketahui oleh pemimpin saat tdk punya banyak kesempatan utk mendengarkan secara langsung, bukan melalui perantaraan para penjilat yg suka menutupi masalah. Mungkin juga bukan krn tdk sering turun, tetapi akar rumputnya sungkan utk berterus terang. 

Kembali lagi ke keluh kesah pedagang. Saya sampaikan kpd nya bahwa perubahan bisa terjadi karena adanya aspirasi kuat, sebagaimana aturan tsb juga muncul krn aspirasi kuat. Maksud saya, tunjukan saja realita masyarakat membutuhkan PKL di area tsb pada malam hari, mulai dari penikmat kuliner hingga orang luar kota yg butuh petunjuk jalan. Tinggal selanjutnya, bagaimana mendudukan dua aspirasi kuat dalam posisi seimbang sehingga win-win solution, tdk boleh ingin dimengerti sendiri. Secara konsep nampak mudah, secara praktik akan sangat sulit krn terlalu banyak noise dlm komunikasi. 

#BiografiCahyana

Senin, 02 September 2024

Arah Pikiran

Menurut Socrates, "Pikiran yg kuat mendiskusikan ide, pikiran yg sedang-sedang saja mendiskusikan peristiwa, pikiran yg lemah mendiskusikan orang." 

Orang dgn pikiran yg kuat tdk akan terlalu mengindahkan siapa yg menulis atau kepada siapa suatu tulisan ditujukan, tetapi apa ide atau pelajaran baik dari tulisannya?.

Penulis dgn pikiran yg kuat hanya akan berfokus pada ide atau pelajaran baik tanpa melihat keberadaan dirinya, apalagi orang lain, sehingga tdk bermanfaat segala pertanyaan tentang siapa yg ditujukan kepadanya. 

Orang dengan pikiran yg lemah tdk akan mencicipi lezatnya ide atau pelajaran baik krn sibuk dgn keresahan yg diakibatkan oleh pertanyaan tentang siapa yang tdk akan pernah ada jawaban pastinya

#PersepsiCahyana

Senin, 05 Agustus 2024

Berkas Beraroma

Pagi ini, Senin, 5 Agustus 2024, saya putuskan utk mengenakan masker saat berada di ruang residensi. Saya tertular flu batuk dari anak beberapa hari ke belakang. Di meja kebetulan ada botol aroma terapi yg bisa diteteskan ke masker utk menyegarkan pernafasan. Saya pun membuka laci meja, tempat di mana botolnya berada.

Saat memegang botolnya, tiba-tiba teringat seminar minggu lalu. Salah seorang penguji memegang laporan kemajuan dan mendekatkan ke hidung berkali-kali. Saat itu saya fokus pada seminar, sehingga tdk terlalu memikirkan hal tsb. Namun hari ini saya tersadar, sepertinya beliau mencium baru aroma terapi yg menempel di berkas laporan tsb. 

Tiga salinan laporan sudah siap beberapa minggu sebelum seminar. Saya menyimpannya di laci meja, tempat di mana dua botol aroma terapi tersimpan. Selama berminggu-minggu laporan tsb terpapar aroma terapi, sehingga wanginya menempel dan terhirup penguji seminar. Beliau tdk menanyakan atau komplain ttg hal tsb. Sikap beliau sejalan dgn sunnah,

"Siapa yang ditawari minyak wangi, janganlah dia menolaknya. Karena minyak wangi itu ringan diterima, dan baunya harum" (HR. Ahmad dan Nasai).

Saya baru menyadari metidaksengajaan yg baik dan terjadi hari itu. Hal tsb merupakan bagian terkecil dari cara Allah memuliakan para guru yg hadir di tempat tsb. Cukup serahkan segalanya kpd Allah, sebab Allah bersama ku, Allah memelihara ku, dan Allah menyaksikan ku. 

At-Thibi mengatakan, "Tuan rumah hendak memuliakan tamunya dengan bantal alas duduk, minyak wangi, dan susu. Hadiah ini nilainya kecil, karena itu, tidak selayaknya ditolak" (Tuhfatul Ahwadzi).

#BiografiCahyana #PendidikanCahyana

Kamis, 01 Agustus 2024

Seminar yang Hangat

Pagi ini saya bergegas menuju ruang yg telah ditentukan utk seminar kemajuan. Sesaat kemudian saya bergegas ke luar, setelah teringat salinan laporan masih di ruang residensi. Ternyata ruangannya masih tertutup.  Dalam perjalanan antar ruang yg terpisah satu lantai tsb, saya bertemu profesor. Beliau mengarahkan saya utk melakukan persiapan di ruang seminar. Alhamdulillah ada office boy yg membukakan pintu, sehingga laporannya bisa saya ambil dari laci meja dan kemudian bergegas turun kembali menuju ruang seminar.

Penguji yg pertama kali tiba adalah pak Bandung. Saya menyalami beliau dan memperkenalkan diri. Beliau sangat ramah. Penguji kedua adalah pak Rila. Saya menyalami dan mengenalkan diri sebagai murid beliau di kelas Paradigma Pemrograman beberapa tahun yg silam. Alhamdulillah, beliau masih mengenali. Saya berterima kasih atas ilmu yg pernah beliau berikan. 

Dulu saya pernah berencana membuat tesis tentang programmable sms center dan ingin dibimbing oleh pak Rila. Sayangnya, kode programnya hilang bersama laptop yg dicuri maling, sehingga topik tsb terlupakan beberapa semester kemudian. Waktu pertama kali masuk kelas nya, pola wajah beliau sama dgn keluarga dari Ayah. Mungkin itu yg membuat saya bersemangat mengikuti kuliah beliau.

Proses diskusi di ruang seminar berjalan dgn baik, santai dan hangat, memperlancar transfer pengetahuan dua arah. Sesekali tertawa bersama dalam momen tertentu. Suasana serupa yg sering saya buat di ruang sidang skripsi. Dalam komunikasi kita memang harus menangani noise dgn baik, mulai dari noise semantik hingga psikologis. Pencapaian tujuan diskusi ilmiah sangat bergantung pada komunikasi efektif.

Saya tdk batuk-batuk, menunjukan kondisi rileks. Dari rumah saya memang sudah mengingatkan diri utk tdk menghawatirkan apapun di masa depan yg telah Allah ketahui. Apapun hasilnya selalu baik bagi seorang muslim. Kunci terpentingnya adalah menguasai apa yg saya tulis dan sajikan. Dan tentu saja, seorang peneliti harus jujur, bahkan terkait dgn kekurangannya dlm penelitian; berendah hati, sehingga dapat mengambil hikmah dgn mudah dari proses diskusi yg berjalan. 

Alhamdulillah, bukakan jalan Mu berikutnya, ya Rabb 

#PendidikanCahyana #BiografiCahyana

Jumat, 26 Juli 2024

Soal Perdebatan Nasab

Di dunia ini, dan bagi mahluk, tdk ada kebenaran tunggal. Kebenaran yg diklaim manusia itu tdk mutlak, berdiri sementara waktu, sampai ada yg meruntuhkannya. Utk persoalan ini, rasanya berlebihan klo sampai melabeli seorang muslim dgn label buruk hanya krn berbeda pendapat. Jgn sampai emosi membuat manusia mengambil alih tugas Tuhan dlm melabeli hamba Nya. 

Seharusnya munculnya kasus nasab keturunan ini membuat umat Islam terlibat dlm pengembangan IPTEK utk penelusuran nasab yg berkontribusi bagi pengetahuan dunia. Kalau outputnya hanya perdebatan yg menyerang pribadi, maka nasib umat ini tdk akan berubah, tetap terbelakang dlm soal IPTEK dan menjadi buih di lautan. Perdebatan seperti ini yg membuat peradaban Islam di masa lalu jadi meredup.

Ada banyak dorongan dlm alQuran bagi umat ini utk berpikir, sampai turun firman Tuhan ttg naik ke langit dgn kekuatan yg bagi kebanyakan manusia saat itu mungkin hanya sebatas cerita mitologis semata. Tapi negara mana sekarang yg meluncur ke luar angkasa dgn kekuatan roket? Umat ini hanya jadi penumpang (astronot) nya saja. Harusnya umat ini belajar dari peradaban Islam di masa lalu yg berhasil mencerahkan bangsa Eropa. 

Dari perbedaan pendapat yg ada, kita melihat perdebatan remeh temeh yg dibumbui oleh kekerasan verbal. Sudah pasti tdk ada IPTEK yg dihasilkan dari hal tsb. Hal tsb memang bermanfaat utk sampel penerapan IPTEK, semisal algoritma utk mendeteksi ujaran kebencian dan sebagainya. Tetapi masa muslim menyediakan diri jadi sampel buruk saja, sementara dari awal umat ini digadang2 berkontribusi besar bagi peradaban, menjadi rahmat bagi semesta alam.

Umat Islam tertinggal dalam pengembangan IPTEK terkait penelusuran nasab keturunan menggunaan DNA oleh umat Yahudi. Alasannya sama seperti saat peradaban Islam atau Kristen mengalami kemunduran di masa lampau, yakni sikap jumud, ga menerima pendapat baru yg mengancam kepentingan kelompok tertentu atas agama. Perlawanan hingga hukuman terhadap pengusung pendapat tsb sdh dilakukan sejak jaman dulu. Tentu saja hal tsb memprihatinkan dan tdk baik bagi peradaban umat manusia.

#PersepsiCahyana

Senin, 01 Juli 2024

Ilmu Penangkal Tipu Daya


Lagi ramai cerita seseorang yg mengaku dapat berkomunikasi dgn Malaikat, ahli kubur, dan apapun di alam ini. Banyak orang percaya begitu saja dgn klaim luar biasa seperti itu. Jadi teringat dulu pernah berinteraksi dgn sosok bercahaya dan bersayap yg mengenalkan dirinya "Ana al-Haq". Bisikan tentang ketuhanan muncul dlm wujud cahaya yg melesat. Bila tdk terkejar, kalimatnya putus.

Saya mengenali rupa Malaikat yg bersayap dari Durotun Nasihin. Tetapi saya mengetahui beragam jenis bisikan dan tipu daya iblis dari Minhajul Abidien, sehingga tdk meyakini sosok tsb sebagai Malaikat Mulhim atau apapun. Saya mengetahui sedikit konsep Ana al-Haq dalam Thowasin nya al-Halaj. Tapi saya mengetahui cara meluruskan faham tsb dari kitab tauhid KH Khoer Affandi, sehingga tdk terjerumus.

Kesesatan manusia terjadi krn tdk cukup ilmu dlm menapaki kondisi spiritual tertentu. Bagi pemilik ilmu, ujian semacam itu menyediakan ilmu baru. Kesesatan dapat dgn mudah menimpa siapa saja yg minim ilmu dan memiliki celah kesombongan. Siapa saja yg merasa layak dianggap sebagai orang saleh atau lebih saleh dari orang lain, ia telah membukakan celah tsb, bahkan bila ia memiliki ilmu sekalipun. Hanya ilmu yg dapat menghindarkan dirinya dari musibah tsb.

#BiografiCahyana

Dunia Pendidikan Kita

Pagi tadi saya berkendara ke luar kota dan kebetulan berada di belakang bus sekolah berplat hitam. Saya berkata dlm hati, "Hebat sekali, kampus saya saja belum punya."

Sudah saya maklumi, bahwa ada sekolah negeri yg biaya utk masuk ke sana melampaui biaya masuk perguruan tinggi. Saya berkata dlm hati, "Andai anak bisa langsung masuk kampus, dana pendidikannya bisa dihemat"

Biasanya dana itu dikumpulkan melalui komite sekolah dlm bungkus sumbangan. Sebagian berdalih, sumbangan diperlukan mengingat dana BOS belum memenuhi seluruh kebutuhan sekolah. Saya bertanya dlm hati, "Kenapa tdk diusulkan saja kekurangan dana tsb kpd regulator, atau melalui anggota dewan yg terhormat?"

Sebagian beralasan, pengumpulan dana itu terdorong oleh semangat berkompetisi utk jadi sekolah terbaik,  Saya bertanya dlm hati, "Apakah instrumen akreditasi tdk dibuat dgn memperhatikan realitas dana BOS?"

Kalau kompetisinya terkait peningkatan jumlah lulusan yg terserap ke sekolah atau kampus favorit sih gpp. Tapi kalau kompetisinya ke arah hedonisme, memenuhi kebutuhan berlebihan, seperti membangun sekolah seperti istana, membeli kendaraan mewah utk operasional, atau mengundang artis band terkenal, rasanya ga perlu sama sekali. 

Apakah sekolah tdk bisa berprestasi dgn tampilan bersahaja, sehingga tdk perlu menyerap dana yg besar dari ortu dan pendidikan jadi lebih terjangkau, tdk membebani warga negara Indonesia? Pendidikan itu penting, tapi dana utk kelangsungan hidup lebih penting bagi manusia. Ada sebagian keluarga yg terpaksa berpuasa atau mengurangi biaya hidupnya, gali lubang tutup lubang utk melunasi hutang terkait dana tsb. 

#PersepsiCahyana

Mesin Tidak Bisa Mengungguli Manusia

Mungkin saja terjadi, mesin mengalahkan pengetahuan seorang manusia. Tapi mesin tidak bisa mengalahkan umat manusia yg diciptakan oleh Tuhan sebagai penguasa dunia. Manusia diberi kuasa utk menaklukan apapun di dunia ini dgn kekuatan yg diciptakannya dan menaklukan ciptaan tsb. 

Kecerdasan itu tdk sebatas intelektual dan emosional, tetapi juga spiritual. Keutamaan manusia terletak pada akal yg tdk sebatas kemampuan otak dlm mempelajari sesuatu. Mesin tdk bisa mengukur mana yg perlu dan tdk perlu, benar atau salah menurut nilai yg dianut. Mesin dipastikan menjadi sosok yg bebas nilai, dalam arti tdk dibatasi oleh keyakinan tertentu yg menjadi ciri khas manusia dan selamanya akan bergantung pada pengetahuan manusia utk berkembang atau agar tetap relevan di sepanjang jaman.  

Tdk semua sumber pengetahuan manusia bisa diakses oleh mesin. Malaikat tdk membisikan ilham kpd mesin. Setan yg menjadi faktor kendali pengetahuan manusia tdk membisiki mesin. Di area ini mesin membutuhkan manusia, tdk bisa mengungguli manusia. Mesin yg memiliki kesadaran religius dan akses ke dunia lain tdk mungkin terwujud krn tdk memiliki kelengkapan ruh dan hati sebagaimana manusia.

#PersepsiCahyana

Jumat, 21 Juni 2024

Atmosfer Positif

Bila kita negatif dalam menyikapi hal negatif, negatifnya akan bertambah. Bila kita positif, negatif itu akan mereduksi positif kita. Niat hidup bermanfaat demi keridhaan Tuhan (Mardhatillah) membuat kita selalu ingin positif. Selalu melihat kebaikan Tuhan (Ma'rifatullah) membuat segala nya terlihat positif dan positif kita tdk akan berkurang, seperti fungsi Absolut.

Di dunia ini selalu ada positif dan negatif, tinggal berlatih mengabsolutkan segala sesuatu. Bila bertemu dengan kondisi yg tdk bisa dipositifkan, mengalah atau menjauh saja, abaikan. Melawan negatif adalah langkah terakhir yg hanya dilakukan bila diperlukan saja dgn pertimbangan negatif nya telah berdampak luas dan penanganannya dapat menghasilkan manfaat positif bagi semuanya.

#PersepsiCahyana

Minggu, 16 Juni 2024

Menjaga Tidur Anak

Siang itu si bungsu merengek ingin ikut ke luar. Saya teringat perkataan ibunya yg sedang dirawat agar jgn menolak permintaan anak bungsunya itu. Saya pun mengajaknya. Dia terlihat senang dan naik mobil dgn semangat. 

Beberapa hari ini, dia suka terdiam saat berada di dekat ibunya. Tapi dia kembali ceria setelah keluar dari kamar rawat ibunya. Suatu ketika dia berkata, kasihan mamah, sambil memperagakan tangan ibunya yg diinfus. 

Baru beberapa menit berkendara, mata si kecil mulai tertutup. Saya putuskan utk berkendara lebih lama agar tidurnya pulas. Kasihan kalau belum pulas dan terbangun saat kendaraan berhenti. Saya pun berkendara lebih dari satu jam agar si bungsu mendapatkan tidur siang yg lebih lama. 

Seperti biasa matanya terbuka setelah mesin dimatikan. Syukurlah ia tdk merengek, menandakan tidurnya cukup. Perjalanan itu pasti menghabiskan BBM, tapi itu adalah harga yg layak utk membuat anak tidur siang, sehingga kesehatannya lebih terjaga. 

#BiografiCahyana

Minggu, 02 Juni 2024

Menguatkan Ketaatan

Ibadah sunnah, apapun itu, mendatangkan cinta Allah.

Dan tidaklah seorang hamba mendekat kepada-Ku; yang lebih aku cintai daripada apa-apa yang telah Aku fardhukan kepadanya. Hamba-Ku terus-menerus mendekat kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku pun mencintainya. Bila Aku telah mencintainya, maka Aku pun menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia pakai untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang ia pakai untuk berjalan. Bila ia meminta kepada-Ku, Aku pun pasti memberinya. Dan bila ia meminta perlindungan kepada-Ku, Aku pun pasti akan melindunginya (HR Bukhori).

Cinta adalah kunci ketaatan.

Ingat, tak ada ketaatan tanpa cinta. Awalnya cinta, baru kemudian diikuti ketaatan dan kepatuhan pada yg dicinta (al-Ghazali, al-Mahabbah wa al-Syawq wa al-Uns wa al-Ridha)

Kunci dicintai Allah adalah mengikuti Nabi SAW. Dan kunci i'tiba adalah berlaku baik kpd org lain agar segala amalan tdk lenyap di akhirat. (Ibnu Athaillah, Bahjat an-Nufus)

Katakanlah (wahai Muhammad kepada umatmu): Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian (QS. Al Imron: 31).

Beramallah kalian karena setiap orang akan dimudahkan kepada apa yang dia diciptakan untuknya. Golongan yang berbahagia akan dimudahkan untuk beramal dengan amalan orang-orang yang berbahagia. Adapun golongan yang celaka akan dimudahkan untuk beramal dengan amalan orang-orang yang celaka (Sahihain).

#PersepsiCahyana

Sabtu, 01 Juni 2024

Potret Disiplin Warga

Tanda garis putih di bahu jalan sebelah kiri pada foto adalah ruang parkir yg dijaga oleh juru parkir resmi. Tetapi ada banyak pemotor yg memarkirkan kendaraannya di bahu kanan yg tdk ada ruang parkirnya, sehingga terjadi penyempitan jalan. Ketidaktaatan warga terhadap aturan ruang parkir menjadi kesempatan baik bagi juru parkir liar utk melakukan pemungutan liar. Keberadaan juru parkir liar semakin kuat seiring dgn menjamurnya pemotor yg tdk disiplin dan mulai ikut campurnya LSM. 

Ketidakdisiplinan seperti penyakit menular, mendorong pemotor lain mengikuti perilaku yg salah tsb. Langkah penanganan pertama untuk masalah tersebut adalah edukasi. Namun cara tersebut tdk akan berhasil bila pemotor berniat melanggar, sehingga perlu pendekatan sanksi. Hanya rasa takut pelanggar yg bisa diharapkan oleh umumnya warga utk menciptakan budaya tertib. Walau demikian, ada kelompok bebal yg tdk takut dgn sanksi dan melawan, terutama bila kekeliruannya telah terorganosir. Penanganan kesalahan yg menular ini bila diumpamakan harus seperti mengatasi penyakit. Bila tdk ada edukasi atau sanksi, tentunya pelanggaran akan menjadi kronis dan kompleks, sehingga sulit utk ditangani dan berbiaya mahal, baik secara politik ataupun materi. 

Sebagaimana lajimnya hidup, selalu ada pengikut kebaikan dan keburukan. Lingkungan masyarakat akan menjadi baik bila selalu ada contoh terbaik dan pengikut kebaikan. Perilaku warga terdidik dan berkarakter yang taat aturan akan menjadi contoh, sekaligus argumentasi bagi pendidik dan pemberi sanksi. Contoh dari warga tsb merupakan edukasi yang mengawali edukasi oleh aparat.  

#PersepsiCahyana

Minggu, 26 Mei 2024

Air Mata Kasih

Pada sore di masa lalu, Syazwan ingin membeli buah Manggis. Saat saya mau membayar, ia berkata kalau ingin membayarnya sendiri. Kakaknya Syauqi tersenyum menanggapi keputusan adiknya tersebut. Tadinya saya berpikir buah tersebut utk dirinya. Ternyata utk nenek yg akan dikunjunginya. 

Malam pada hari Jum'at itu, saya terkejut mendengar suara orang setengah berlari di luar ruang kerja. Biasanya hal semacam itu terjadi di saat gempa. Tapi saya tdk merasakannya. Ternyata keponakan dan Syazwan datang menghampiri dgn ekspresi kaget. Syazwan mengabarkan berita duka, neneknya meninggal dunia. Saya langsung bergegas mengenakan jas hujan dan meninggalkan anak-anak dan keponakan di rumah utk memastikan kebenaran kabar yg dikirimkan oleh istri. Ternyata mertua memang meninggal dunia.

Keesokan hari, saya dan istri membangunkan Syazwan. Dia tdk mau beranjak dari tidurnya dan meminta agar tdk masuk sekolah. Kami mengingatkan ujian praktik yg wajib diikutinya utk kelulusan, memberinya semangat. Dia baru beranjak setelah saya mengatakan kalau neneknya ingin ia belajar dgn baik. Beberapa hari kemudian saya diberi tahunya bahwa ia menangis sedih atas kehilangan neneknya pada malam itu. Saya dan istri berjanji akan membawanya berziarah pada hari Minggu.

Di hari Minggu pagi, ia sudah mengenakan pakaian muslim. Ia tdk sabar dan bertanya, kapan pergi ke kampung neneknya? Saya baru bisa membawanya pada sore hari, sesuai permintaan istri. 

Sore itu di rumah mertua nampak banyak orang sedang mendo'akan mertua, sampai saya tdk bisa masuk utk ikut serta krn semua ruangan terisi penuh. Beberapa orang masih datang, dan di antaranya sampai berjonggkok di depan rumah. Syazwan yg tubuhnya kecil bisa melintasi orang-orang dan duduk bersama ibunya. 

Beberapa saat kemudian ia dan istri menghampiri. Nampak mata Syazwan merah dan ada bekas air di sudut-sudutnya. Rupanya ia menangis di dlm proses berdo'a tsb. Istri meminta saya utk mengantar Syazwan berziarah kubur. Saya coba menenangkannya dgn menggandeng pundaknya. Tetapi ia masih larut dlm kesedihannya. Saya mengingatkannta agar berkata baik saat berada di depan pusara neneknya.

Sesampainya di pemakaman, saya tunjukan makam baru tempat neneknya bersemayam. Saya bertanya, apakah ia akan berdoa dari jauh atau dekat. Ia ingin dari jauh. Namun saya lihat kakinya seperti ingin mendekat. Saya menuntunnya utk mendekat dan berjongkok di depan tempat peristirahatan terakhir neneknya. Nampak tangannya terangkat sebagaimana halnya orang berdoa. Saya terenyuh dan hampir meneteskan air mata. Tetapi saya coba tahan agar tdk ada yg menetes. 

Sesampainya di depan rumah neneknya, ia memeluk ibunya. Air matanya menetes. Demi kebaikannya saya tdk melarangnya utk menangis. Terlebih saya memahami tangisan demikian datangnya dari rasa kasih yg mendalam, seperti tangisan kesedihan yg saya rasakan saat bermimpi ayah meninggal, sebagaimana tetesan air mata yg keluar dari Nabi saat puteranya Ibrahim meninggal dunia. Nabi bersabda,

"Sungguh mata mengalirkan air mata dan hati menjadi bersedih. Kami tidak mengucapkan selain ucapan yang diridhai Tuhan kami. Sungguh kami amat sedih atas kepergianmu, wahai Ibrahim." (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Demikianlah Syazwan Asy-Syadziliyyah. Jgn kan terkait musibah yg dialami oleh manusia kesayangannya, musibah yg dialami oleh kucing kesayangannya pun air matanya menetes. https://youtu.be/ziVe1G_glUg?si=KMoLWQZYMkstuZw9

#BiografiCahyana

Sabtu, 25 Mei 2024

Selamat Jalan Mamah Mertua

Sore itu, saya dan kakaknya istri mendiskusikan langkah penanganan kesehatan mertua dgn mempertimbangkan masukan dari tenaga medis yg berkunjung ke rumah. Kesimpulannya, mertua harus dibawa ke RS kembali.

Lepas Maghrib dan makan malam, saya menuju IGD RSU, sesuai saran tenaga kesehatan. Satpam menyarankan saya utk bertanya ke petugas terkait penanganan IGD. Salah satu dari petugas tsb menjelaskan bahwa blankar sedang tdk tersedia dan menunjukan pasien yg ditangani dlm kondisi duduk. Ia menyarankan agar saya mendatangi IGD di RS lain dgn mempertimbangkan kondisi mertua yg harus berbaring.

Informasi tsb saya sampaikan kpd kakaknya istri. Saya menyarankan agar mertua kembali ke RS tempat rawat sebelumnya agar dokter bisa melanjutkan penanganannya. Setelah itu, saya pulang dulu ke rumah utk memenuhi janji membantu mahasiswa yg harus mendaftar seminar proposal esok hari. Mobil sudah saya serahkan ke ponakan agar bisa digunakan utk membawa mertua ke RS. Kepada kakaknya istri saya memberikan masukan, sekiranya kondisi mertua tdk terlalu menghawatirkan, ke RS nya bisa dibawa besok krn pertimbangan hujan lebat. Namun bila kondisinya harus dibawa sekarang, mertua harus dilindungi dari hujan.

Malam itu, saat saya sedang menyiapkan perkuliahan besok, datang kabar mertua meninggal dari ponakan dan anak. Kabar tersebut bersumber dari istri yg menunggu dan membimbing ibunya hingga saat-saat terakhir. Saya hanya bisa menghela nafas, dan segera menyadari hal tsb sudah menjadi takdir yg tdk bisa ditolak. Setidaknya ada banyak orang yg sudah berusaha terbaik utk kesembuhan mertua.

------------------

Selama hidupnya, beliau saya kenal sebagai sosok yg baik dan sangat belas kasih. Beliau menapaki hidup dari bawah, sehingga mudah terenyuh dgn kesulitan yg dihadapi oleh orang lain. Beliau protes kpd istri bila saya membeli minum di mini market atau tdk di warung kecil.

Satu hari sebelum wafatnya, beliau menyebut istri begitu baik dan bertanya, apakah sedang kekurangan? Istri kaget dgn pertanyaan tsb. Namun seperti biasa, istri tdk pernah ingin menunjukan kesulitan apapun kpd ibunya. Itulah sebab beliau sering mengirim bahan masakan ke rumah saat kami dlm kondisi sulit, dan beliau pura-pura tdk tahu soal pengiriman tsb. Insting seorang ibu, indung (ibu) tempat nyalindung (perlindungan) terbaik.

Beliau sangat rendah hati, sampai merasa sungkan bila meminta tolong pada saya. Padahal saya sangat senang bisa membantunya, bahkan dlm urusan rumit sekalipun. Saya tdk mampu menolak bila beliau minta diantar ke mana saja. Bahkan saat beliau meminta saya mengganti mobil yg sempat mogok saat bepergian bersamanya dgn yg baru, saya tdk berani menolak.

Beliau sangat suka mengirim makanan khusus utk saya, sampai istri berkata, ia sebagai anaknya saja tdk pernah mendapat perlakuan seperti itu. Bagi saya itu hanyalah ekspresi cemburu candaan. Tentunya perhatian beliau kpd anaknya sangatlah besar, terlebih istri adalah tangan kanan beliau. Beliau sangat senang melihat foto saya yg sedang memakan makanan tersebut. Istri mengatakan, beliau suka cara makan saya yg terlihat sangat menikmati makanan.

-------------------

Dulu ayahnya istri memberikan buku fiqh utk saya simpan. Setelah meninggal, beliau hadir dlm mimpi dan memberi isyarat tegas bahwa segala harta keduniaan yg saya berikan kpd istri tdk lah penting. Mimpi tsb menguatkan pesan agar saya mengajarkan fiqh atau memenuhi kebutuhan ukhrowi anaknya. Dan ibunya istri telah banyak membantu proses studi doktoral. Beliau mengentaskan sebagian kesulitan yg saya hadapi dlm proses tsb. Dukungannya tersebut bagi saya merupakan pesan agar kebutuhan duniawi anaknya tercukupi. Keduanya memberi pesan yg saling melengkapi agar kami selamat dunia dan akhirat.

------------------

Pagi hari ini, entah kenapa saya ingin menengok mertua. Saya mengunjunginya selepas Dzuhur, kemudian duduk di depannya, mendengarkan suara sakitnya. Hal itu membuat saya marah oleh pertanyaan, knp saya tdk bisa membuatnya sehat? Tapi saya insyaf, tdk semua keinginan bisa terwujud. Cukuplah Allah sebaik-baiknya yg mengurusi. Hingga ketetapan Nya tiba, sosok humoris itu dijemput Malaikat menuju alam berikutnya pada malam hari Jum'at.

Saya bersyukur telah mengizinkan istri yg hari itu merasakan sesuatu akan terjadi utk menginap, sehingga dapat menemani detik-detik akhir ibunya. Keluarga saya dalam formasi lengkap juga telah menjenguk beliau. Istri menceritakan bahwa dlm proses sakaratul mautnya, dahi mertua penuh dgn keringat. Saya sampaikan apa yg pernah saya pelajari, bahwa hal tersebut merupakan kondisi yg baik. Bahkan sebagian pendapat mengatakan, hal tsb merupakan tanda husnul khatimah. Istri yg baru mendengar pengetahuan tersebut mendekat utk melihat dalil yg saya sampaikan.

Dalam riwayat Ibnu Majah, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW menyatakan, "Seorang mukmin akan meninggal dengan keringat di keningnya." Abdullah berkata, “Pada saat hendak meninggal, sisa-sisa dosa dari seorang Mukmin akan segera diseka atau dibersihkan sehingga hal itu mengakibatkan keningnya berkeringat atau basah

Dulu saat sedang menderita sakit gigi, saya meyakini bahwa "Allah yang Maha Kasih kan terus membersihkan diri ini agar kelak dapat bersua dgn Nya dlm kondisi yg layak". 

Di titik ini saya sangat meyakini bahwa seorang muslim tdk boleh merasa lebih baik dari seorang muslim pendosa krn Allah memiliki rahmat dan ampunan yg tdk bertepi utk menghilangkan dosanya, selama tdk menduakan Nya. Merasa lebih baik hanya membuat dosa semakin menggunung, sehingga mungkin saja dosanya menjadi lebih banyak dari orang yg direndahkan.

Semoga Allah mengampuni beliau dan anak menantunya, segala amal kebaikan beliau kepada banyak orang semoga menjadi jalan kemudahan di kehidupan berikutnya. Amin.

#BiografiCahyana

Sabtu, 27 April 2024

Keluarga Demokratis

Saya tumbuh di lingkungan keluarga demokratis, di mana orang tua memberikan kepercayaan penuh pada anak-anaknya utk membuat keputusan yg bertanggung jawab. Hal tersebut berpengaruh terhadap cara saya menyikapi pilihan apapun yang berbeda di dalam keluarga. 

Istri dgn pertimbangannya sendiri, tanpa campur tangan atau intervensi dari saya, membuat keputusan pilihan pada capres tertentu. Istri tdk mempersoalkan pilihan saya yg berbeda. Demikian pula dgn saya, sehingga tdk ada ceritanya kita sampai jauh-jauhan gara-gara pilpres, terlebih kita saling membutuhkan satu sama lain. 

Kami berdua tdk alergi dgn siapapun yg pilihannya berbeda. Saya biarkan anak bungsu tepuk tangan dan mengusapkan tangannya ke wajah saat menonton debat capres yg bisa dipersepsikan macam-macam oleh orang lain. Misalnya, menganggap anak saya mengaminkannya, dan terbukti menang pilpres satu putaran. 

Beberapa hari lalu KPU memutuskan salah satu Capres menjadi Presiden terpilih. Bagi saya pribadi, siapapun yg terpilih adalah anak bangsa terbaik. Suka atau tdk suka, dia adalah pilihan bangsa sendiri, bukan pilihan bangsa lain. Pasti akan ada kelebihan dan kekurangannya, dan peran kita sebagai rakyat yg dipimpin bukan mencari-cari kekurangan utk menjatuhkan pemimpin, tetapi mengawalnya dgn cara mendorong terus kelebihannya dan memperbaiki kekurangannya secara efektif dan efisien agar berdampak baik bagi bangsa dan negara. 

#PersepsiCahyana

Jumat, 19 April 2024

Jangan Meminta Azab

Dulu Nabi menolak turunnya azab bagi kaum yg tdk beriman. Sekarang sebagian dari umat beliau berharap azab bagi sebagian lainnya krn merasa paling beriman.

Allah berjanji kepada Nabi Muhammad SAW, "Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu (Muhammad) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun." (QS al-Anfal: 33)

Nabi begitu kasih terhadap umatnya. "Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin." (QS At-Taubah: 128) 

Beliau meminta keselamatan umatnya kpd Allah agar dijauhkan dari azab atau siksa di dunia. Sebagaimana riwayat dari Abdullah bin Amr RA, Rasulullah SAW bersabda pada saat sholat khauf, "Bukankah Engkau telah berjanji kepadaku tidak akan menyiksa mereka, sedangkan aku masih berada di tengah-tengah mereka? Bukankah Engkau telah berjanji kepadaku untuk tidak menyiksa mereka, sedangkan mereka meminta ampun."

Jangankan kepada umatnya, kepada kaum kafir saja beliau menolak azab atas mereka. Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi dalam kitabnya Fadhilah Amal mengatakan bahwa sekumpulan anak-anak kota Thaif membuntuti Rasulullah. Mereka mengganggu, mencaci, dan melempari beliau dengan batu, sehingga kedua sandal beliau berlumur darah. Di tengah perjalanan, beliau berdoa kepada Allah. Kemudian malaikat Jibril AS datang memberi salam dan berkata, "Allah SWT mendengar ucapanmu dan Dia mengutus malaikat penjaga gunung agar melaksanakan segala perintahmu". Namun, Rasulullah menolak azab atas kaum tersebut dengan lembut. 

Sabtu, 13 April 2024

Mudik 2024

Saya mudik tahun ini pada H+2, tepatnya hari Jum'at, 12 April 2024. Perjalanan dari Garut ke Subang relatif lancar, melalui tol Cisumdawu, tol Cipali, dan langsung keluar di gerbang tol Subang. Perlambatan terjadi seperti biasanya di daerah Kadungora, saat kendaraan melewati rel kereta api. Hari-hari biasa selalu begitu kalau di sana, terutama sore week end.

Saya pulang hari ini, Sabtu, 13 April 2024. Tol Cipali sudah satu arah, tidak bisa dilewati ke arah timur. Oleh krn nya diputuskan jalur yg ditempuh adalah melewati Cikamurang, masuk tol Cisumdawu di Ujung Jaya, dan keluar di gerbang tol Rancakalong. Perlambatan hanya di dua titik, di Nagreg krn rekayasa penyempitan jalan arah ke Tasik, dan rekayasa buka tutup di Kadungora. Selebihnya, perjalanan dari sana lewat Banyuresmi normal seperti biasanya. Alhamdulillah.

Biasanya dari Subang, saya lewat Kasomalang dan keluar di Rancakalong. Jalannya lengang, tapi berkelok. Bisa bikin penumpang mual kalau belum terbiasa. Namun, jalur Sumurbarang - Subang ke Cikamurang bisa jadi alternatif kalau tdk mau model jalan seperti itu. Menariknya, puluhan kilo menjelang gerbang tol Ujung Jaya, jalannya lurus terus.

#CahyanaTrip @sorotan

Kamis, 11 April 2024

Bade Macet Wae?

Cik kumaha, naha bade macet wae jalan Cimanuk sareng Pramuka teh? Eta jalan payuneun Ciplaz tiasa didamel saarah teu, supados teu macet ku kendaraan nu kaluar-lebet ti Ciplaz atanapi IBC?. Teras pami tisa mah milarian deui cara supados kendaraan teu tiasa belok di pertigaan Cimanuk. Nu barelok ti dinya sok ngamacetkeun dugi ka bunderan Leuwidaun. Percuma aya rambu larangan belok oge, da disiplin pengendara na pami aya aparat hungkul. Aya aparat enjing atanapi sonten oge kadang teu sarieun pami teu aya penilangan mah.

Ulah aya oge terminal bayangan di bunderan jl pramuka, sok ngamacetkeun. Alihkeun wae ka lebet Islamic Center, supados wisatawan nu turun ti statsiun tiasa neraskeun perjalanan naek angkot ti dinya. Moal leres pami aya halte oge, da jalan na alit. Kedah na mah trotoar ti Statsiun ka Ciplaz dinormalisasi, supados wisatawan nu turun ti Statsiun teh raos mapah ka hotel di Ciplaz. Pami pengalaman berkendara sareng mapah teu nyenangkeun, wisatawan moal hoyong uih deui ka Garut, kecuali kapaksa. 

#PersepsiCahyana

Selasa, 09 April 2024

Di Penghujung Ramadhan

Sewaktu kecil, saya selalu bertanya pada ortu, puasa tinggal berapa hari lagi?. Demikian pula dgn salat Tarawih, selalu bertanya berapa rakaat lagi. Kalau dipikir-pikir sekarang ini, kok seperti tahanan yg menghitung hari pembebasan.

Setelah dewasa, hari-hari mengalir begitu saja, sampai tdk terasa sdh berada di penghujung Ramadhan. Kewajiban puasa tdk terasa sebagai beban, tapi seperti kebiasaan salat Jum'at setiap minggu.

Beban pikiran muncul hanya dlm situasi harus memutuskan utk berbuka, seperti dua hari dlm Ramadhan ini saat gigi terasa sakit. Beban pikiran sirna begitu giginya dicabut, seperti Nabi yg tanpa beban melemparkan cincin saat khutbah krn dianggap mengganggu.

Walau terasa seperti hari biasa, namun keimanan dapat membuat hari-hari Ramadhan menjadi berbeda. Pahala berlipat, lailatul qadar, dan keutamaan lainnya adalah faktor yg membuat mukmin antusias menyambut Ramadhan dan berharap bertemu kembali. Namun, melewati Ramdhan dgn ikhlas walau tanpa antusias adalah rejeki yg tdk sedikit bila dibandingkan dgn muslim yg tdk tergerak utk berpuasa.

Semoga Allah menerima puasa ini, memaafkan segala kekurangan, mengampuni segala dosa, dan dipanjangkan usia, bukan krn cinta dunia, tetapi krn berharap rejeki ibadah bulan Ramadhan yg lebih baik lagi. Amin. 

#BiografiCahyana

Jumat, 05 April 2024

Jalan Kendali dan Kebaikan Diri

Kondisi terpenting dlm hidup saya adalah memisahkan diri sendiri dari dorongan sikap atau perilaku yg tdk penting atau buruk. Wajah ini harus dapat menatap terus ke depan dan tdk tergoda dgn kehadiran dorongan yg tdk penting dari sisi mana pun, sekalipun syahwat merengek agar dapat memperhatikannya. Harus terus diingat bahwa dorongan buruk itu senantiasa ada, "Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang." (QS. Yusuf: 53)

Bila terus menerus dlm kondisi berpaling dari dorongan buruk, syahwat akan lelah dan tdk merengek lagi. Namun ia akan menatap dgn antusias bila mata mulai melirik sedikit pada dorongan tsb walau sesaat. Kewaspadaan sangat diperlukan, mengingat dikatakan oleh Nabi SAW dalam riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Nasaa-i bahwa Allah ‘Azza wa Jalla senantiasa menghadap hamba Nya di dalam shalat, selama dia (hamba) tidak berpaling. Apabila dia memalingkan wajahnya, maka Allah pun berpaling darinya.

Di antara cara utk mencapai kondisi penting tersebut adalah dgn mengenakan hijab batin yg membatasi penglihatan wajah. Hijab tsb terwujud dari dzikr tanpa henti yg membuat pikiran selalu melihat kebaikan Allah atas segala sesuatu, sehingga mengucap syukur dlm rasa sakit sekalipun. Kebiasaan demikian hanya efektif dlm kondisi jiwa yg telah terpanggil utk melakukan disiplin keras semacam itu, di mana suara lain di dalam hati tereduksi oleh suara imaji dzikr dlm hati dan segala konsepnya. 

Hal tsb sebagaimana sabda Nabi SAW, "Saya perintahkan kepada kalian untuk berzikir kepada Allah yang banyak. Permisalan hal itu adalah sebagaimana seseorang yang musuhnya mengejarnya dengan cepat lalu dia mendapatkan benteng yang kokoh, dijadikannya benteng itu untuk tempat berlindung. Sesungguhnya seorang hamba lebih dapat terjaga dari setan jika dia dalam keadaan berzikir kepada Allah 'Azza wa Jalla." (HR. Ahmad). Dan Allah SWT adalah sebaik-baiknya penjaga, sebagaimana firman Nya, "Aku akan bersama hamba-Ku selama ia mengingat-Ku dan kedua bibirnya bergerak karena Aku.” (HR. Baihaqi & Hakim).

Cara lainnya yg lebih mudah adalah dgn mengosongkan pikiran dari selain urusan salat dalam salat dgn bersandar pd keyakinan bahwa Allah adalah penjaga terbaik dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang (QS. Yusuf: 64). Hidup ini juga tdk selamanya, boleh jadi maut kan menjemput saat salat tengah dikerjakan. Kondisi tsb menggabarkan penyerahan diri sepenuhnya kpd Allah, sebagaimana agama ini dinamakan. 

Kebiasaan tersebut memberikan kemampuan utk berpaling dari apapun yg dianggap tdk penting saat berada di luar salat, termasuk dari dorongan buruk, sehingga pada akhirnya tercapai manfaat salat yg disampaikan Allah dlm firman Nya, "Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. al-Ankabut: 45).

Selain itu, kondisi demikian membahagiakan hamba yg penuh dosa. Sebagaimana sabda Nabi SAW, "Barang siapa sholat dua rakaat, di dalamnya dia tidak berbicara sedikit pun dengan hatinya tentang urusan-urusan keduniaan, niscaya diampuni dosa-dosanya yang lalu." (HR. Ibn Abi Sya'ban).

Bila ingin memperoleh kemampuan fokus tsb dan juga kedekatan pada Tuhan yg mewariskan kerendahan hati dan sifat baik lainnya yg terbina saat berinteraksi dgn Tuhan, perhatikan imaji suara dzikr yg sedang dibaca atau penanda bahasanya, dan pastikan pikiran ini sampai kpd maknanya. Setelah itu beranjak dari sebatas tahu maknanya menjadi bisa mencicipi rasa tertentu pada saat konsep atau petanda bahasa terbangun dlm pikiran. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram (QS. ar-Rad: 28). Kondisi demikian seperti terbawa lamunan saat berkendara, namun fokus diri terbagi antara lamunan yg disadari dan berkendara yg tdk disadari, di mana anggota tubuh mengendarai kendaraan secara otomatis tanpa perlu diperhatikan lagi. 

Namun terkadang iman naik dan turun, di mana hati tdk hidup krn tdk dibersihkan atau hati tdk bersemangat krn kelaparan, sehingga kita mungkin perlu memulai lagi dari level penanda bahasa, berupaya keras utk naik ke petanda bahasa, merasakan kembali manfaat konsep yg terbentuk dlm pikiran, dan beroleh manfaat dari dampak baiknya. Syekh Ibn Athaillah r.m. berkata, "Jangan meninggalkan dzikir, karena kamu belum tentu selalu ingat kepada Allah di waktu berdzikir. Kelalaian kamu terhadap Allah ketika tidak berdzikir lebih berbahaya daripada kelalaian kamu terhadap Allah ketika kamu berdzikir.  Semoga Allah menaikkan derajat kamu dari dzikir dengan kelalaian ke dzikir dengan kesadaran (ingat) kepada Allah. Kemudian naik dari dzikir dengan kesadaran kepada Allah ke dzikir yang merasakan kehadiran Allah. Kemudian naik dari dzikir yang merasakan kehadiran Allah ke dzikir yang melupakan segala sesuatu selain Allah. Dan yang demikian itu bagi Allah bukan sesuatu yang sulit.

Tidak perlu sedih bila iman sedang turun, dan jangan sampai bersangka Tuhan mengusir. Kasih Tuhan melampaui kasih orang tua yang selalu berharap anaknya dapat kembali dari pelarian dan mengecap rangkulan cintanya. Allah berfirman, "Wahai anak Adam selama engkau masih berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku ampuni engkau apa pun yang datang darimu dan aku tidak peduli. Wahai anak Adam walaupun dosa-dosamu mencapai batas langit kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, Aku akan ampuni engkau dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, jika engkau mendatangi-Ku dengan sepenuh bumi dosa dan engkau tidak menyekutukan-Ku, maka Aku akan menemuimu dengan sepenuh itu pula ampunan." (HR. At-Tirmidzi)

Nampaknya akan lebih baik bila kedua cara tersebut dapat terlaksana secara beriringan, sebagaimana firman Allah SWT, "Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat, ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring" (QS. An-Nisa: 103).

#PersepsiCahyana

Senin, 01 April 2024

Membantu NgabuburIT di Garut


Sebagai abdi negara saya berkewajiban membantu program pemerintah, salah satunya acara NgabuburIT yg dilaksanakan hari ini. Saya membantu Ketua Relawan TIK Jabar menyiapkan kegiatan tersebut. Institut Pendidikan Indonesia (IPI) Garut dipilih sebagai tempat kegiatan karena posisinya sebagai mitra Kominfo RI, serta salah satu basis Relawan TIK dan Pandu Digital di Garut. Selain itu, IPI Garut adalah peserta Konferensi Nasional Literasi Digital dan Kerelawanan (KNLDK) Akademi Relawan TIK Indonesia (ARTIKA) terbanyak pada tahun lalu. Namun pertimbangan terpentingnya adalah respon positif Prof Nizar Hamdani selaku pejabat Rektor terhadap kegiatan Komunitas dan Relawan TIK.


Teringat dulu beliau menyambut baik pembentukan Komunitas TIK dan komisariat Relawan TIK di kampusnya. Inisiatif pembentukannya saya dorong utk memenuhi syarat musyawarah cabang Relawan TIK yg harus dihadiri oleh minimal tiga komisariat. Saat itu beliau menyatakan kesiapan kampusnya utk menjadi basis Komunitas dan Relawan TIK di Garut.

Hal serupa juga saya rasakan saat membantu Kominfo RI menjalin kerjasama dgn tiga kampus besar di Garut. Beliau menawarkan diri utk menjamu dan menyediakan tempat pertemuan. Pertemuan akhirnya diselenggarakan oleh Kominfo RI di Kampung Sampireun dgn output berupa pelaksanaan kerjasama program KKN tematik literasi digital yg masih berjalan hingga sekarang.  Dengan program tsb, banyak dosen terfasilitasi sebagai Pandu Digital dan Narasumber Literasi Digital. Biasanya hanya saya dan beberapa kolega saja yg membantu pelaksanaan program Kominfo RI di Garut.

Setelah mendapat permintaan bantuan dari Relawan TIK Jabar, saya menghubungi Rektor IPI Garut utk menawarkan kegiatannya. Seperti biasa beliau merespon positif dan bahkan mengeluarkan dana utk tambahan 100 peserta. Sebenarnya target peserta yg diperlukan hanya 50 peserta dan Kominfo sudah mengalokasikan dananya. Beliau juga menyambut baik program RTIKAbdimas yg dilaksanakan oleh ARTIKA dan menyatakan kesiapannya sebagai tuan rumah KNLDK secara hibrida yg ke-2.

Saya diminta utk menjadi Narasumber lokal oleh ketua Relawan TIK Jabar dlm kegiatan tsb, tetapi saya menyarankan agar kolega Pandu Digital Madya lain yg juga pengurus Relawan TIK Jabar utk mengemban tugas pelayanan tsb. Dan hari ini, tgl 1 April 2024, saya memaksakan diri utk datang ke lokasi dlm kondisi sakit gigi utk memastikan kegiatan berjalan. Nampak seperti biasanya, persiapan dari pihak IPI Garut selalu prima, seperti kegiatan Peberdayaan Pandu Digital di Garut tahun lalu.

Saya mengucap syukur Alhamdulillah masih dikaruni kesempatan beramal di bulan suci Ramadhan, semoga pahala kebaikannya berlimpah dan dapat menutupi segala khilaf atau dosa. Saya sangat bersyukur bila memiliki banyak teman yg mendukung atau mengambil kesempatan berbuat baik secara bersama-sama, di mana kebaikan nya dapat berjalan lancar tanpa gangguan drama antagonis yg dibuat oleh siapa pun yg tdk suka, setidaknya sebelum dan pada saat kegiatan nya dilaksanakan.


#PanduDigital #RelawanTIK #LiterasiDigital #PengabdianCahyana @sorotan