Tepat hari ini, tgl 24 November, 8 tahun yg silam, Relawan TIK Indonesia utk wilayah Garut berdiri. Penyematan personelnya secara simbolis dilakukan oleh pak Helmy Faishal Zaini yg saat itu menjabat sebagai Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal. Sedianya beliau disiapkan oleh kampus utk memberikan orasi ilmiah dalam acara Wisuda. Namun krn halangan, beliau hanya bisa hadir setelah acaranya selesai. Dan sedianya penyematan itu menurut rencana Kemenkominfo RI akan dilakukan oleh pak Cahyana Ahmaddjayadi.
Pimpinan kampus mengajak saya diskusi di salah satu ruang basecamp Komunitas TIK Garut yg sekarang jadi laboratorium Sistem dan Teknologi Informasi. Dulu Area 306 seluruhnya adalah basecamp Komunitas TIK Garut. Prof Ali meminta kesediaan saya utk memasukan pak Menteri dlm rangkaian kegiatan kampus yg saya selenggarakan selepas wisuda di tempat yg sama. Dgn senang hati permintaan itu saya iyakan. Terlebih kegiatan literasi digital tsb juga merupakan kegiatan kampus bekerjasama dgn Kemenkominfo RI, Relawan TIK Indonesia, ICT Watch, Nawala, dan lainnya. Selanjutnya saya menghubungi Kemenkominfo RI utk meminta persetujuannya, dan syukurlah permintaan tsb disetujui.
Dlm acara itu saya sibuk ke sana ke mari, sehingga tdk menyimak materi yg disampaikan oleh narasumber. Teman pengurus pusat Relawan TIK Indonesia yg menyimak narasumber memberi tahu saya kalau pak Ahmaddjayadi dlm kesempatan ceramahnya menyebut saya sebagai Cahyana junior. Kebetulan nama saya sama dengan beliau. Dlm kesempatan berbincang, beliau menyatakan keheranannya krn nama saya bisa sama dgn beliau dan sempat mengira kami ada hubungan kekeluargaan. Beberapa tahun kemudian, dalam acara Hackathon Merdeka Garut, saya disangka anak pak Cahyana Ahmaddjayadi oleh pihak Telkom Tasikmalaya. Saya tersenyum dan bilang, "ya, saya Cahyana junior".
Dalam kesempatan penyematan oleh pak Helmy, beliau mendatangi kami berempat lalu bertanya, "mana yg lulusan ITB?". Saya menjawab, "saya pak". Saya lupa isi perbincangan singkatnya, mungkin krn grogi berhadapan dengan pak Menteri.
Dalam kesempatan ceramahnya, beliau menyatakan akan memberikan bantuan kegiatan sebesar 10 juta utk kegiatan Relawan TIK di Garut dan mengajak Relawan TIK Indonesia utk ikut terlibat dalam pembangunan daerah tertinggal. Alhamdulillah, bantuan tsb kami terima melalui kampus, di mana sebagian di antaranya kami belanjakan utk keperluan pemasangan karpet di basecamp Komunitas TIK yg sering digunakan kegiatan TIK oleh Komunitas TIK di Garut.
Beberapa waktu kemudian Kemenkominfo RI mengirimkan Antaranews utk meliput gerakan ICT4Pesantren yg merupakan kolaborasi Relawan TIK Garut dengan Relawan TIK Surabaya, dalam kerangka kerjasama kampus dengan Majelis Muwasholah. Kemenkominfo RI juga mengirimkan TVOne ke Garut utk meliput kiprah Relawan TIK di Indonesia. Dlm program acara tsb, TVOne menyebut Relawan TIK Garut bermuara pada kegiatan TIK di Sekolah Tinggi Teknologi Garut.
Alhamdulillah, kegiatan Relawan TIK di Garut tetap hidup. Kampus menjaganya utk tetap berkegiatan dgn memasukannya dalam kurikulum Prodi Informatika STT Garut sebagai mata kuliah penciri lokal. Sebagai ketua tim penyusun kurikulumnya, saya menghubungkan mata kuliah Relawan TIK dgn topik Komputer dan Masyarakat. Mata kuliah tsb merupakan adopsi mata kuliah pilihan pd kurikulum sebelumnya yg bernama IT Volunteering 1 dan 2.
Dulu ketua prodi Informatika mengusulkannya masuk ke dalam kurikulum agar kegiatan ekstrakurikuler relawan TIK memberi nilai akademik. Di masa sekarang, pemikiran seperti itu disebut Kampus Merdeka, di mana beban belajar lapangannya sebesar 20 sks. Mata kuliah tersebut merupakan wujud pelaksaan kerjasama Tridharma kampus dengan Relawan TIK Indonesia dari tahun 2012 hingga sekarang.
Mata kuliah Relawan TIK yg saya ampu ini merupakan fase penyiapan mahasiswa informatika calon peserta KKN agar mewarisi profil pengabdi relawan TIK. Pembekalan keterampilan TIK dasarnya diberikan dalam mata kuliah Sistem dan Teknologi Informasi. Dengan demikian, Komunitas TIK tidak perlu lagi memberikan pembekalan TIK dasar dgn buku C2C (Component to Cloud) yg diluncurkan saat pengukuran Relawan TIK. Semua mahasiswa mengikuti pembekalan TIK dasar dan menerapkannya dalam program Relawan TIK Abdi Masyarakat.
Sejumlah penelitian dlm topik Relawan TIK saya lakukan utk keperluan pengayaan konten materi mata kuliah Relawan TIK. Mulai dari kegiatan Korea IT Volunteers, Pesantren Teknologi Informasi 7 hari, Pandu Digital, hingga konsep integrasi Relawan TIK dgn Sistem Pendidikan Tinggi dan desain sistem informasi Relawan TIK saya publikasikan pada Jurnal Ilmiah dan diseminasikan pada temu ilmiah. Saya mulai menikmati topik kajian terkait pengelolaan sumber daya Relawan TIK.
Saya telah menapaki jalan relawan dalam bidang TIK ini mulai dari jaman mahasiswa melalui pengabdian kpd kampus. Sekarang saya menjalaninya melalui pengabdian kpd masyarakat yg merupakan tugas pokok saya selaku dosen di kampus yg sama. Dan tentunya, apa yg saya lakukan bersama Relawan TIK ini merupakan pengabdian kpd bangsa dan negara sebagai wujud kecintaan yg semoga bernilai ibadah dan menjadi amal jariyah di sisi Allah.
Sejak mahasiswa saya menganggapnya sebagai jalan pensucian jiwa, dan sepanjang perjalannya Tuhan telah membukakan banyak jalan rejeki yg tdk disangka-sangka. Hampir tdk ada satupun orang yg dapat menghambat amal relawan yg saya mimpikan dan lakukan. Tuhan selalu memberikan jalan keluar dari segala hambatannya. Tidak ada satupun mahluk Nya, termasuk saya yg bisa mencegah Nya. Dia lah sebaik-baiknya yg diharapkan pertolongan dan keridhaan Nya.
0 comments :
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya