Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Senin, 02 November 2020

Boikot Pilih-Pilih


Sekarang ini sedang ramai konten ajakan boikot produk Prancis di seluruh dunia utk memberi tekanan yg diharapkan dapat merubah sikap pemerintah Prancis thd penghinaan Nabi SAW. Ancaman boikot yg dilakukan dunia Arab lumayan membuat Prancis khawatir, terlebih negaranya sebagaimana negara lainnya sedang menghadapi masalah ekonomi yg ditimbulkan pandemi Covid-19.

Blokade atau sanksi embargo lazim terjadi dan dipraktekan tdk hanya oleh komunitas, tetapi juga oleh negara. Seperti misalnya sanksi atas kepemilikan nuklir dls. Pada dasarnya tindakan tsb sama dgn boikot dlm kemasan politik formal. Boikot lebih dikenal sebagai sanksi sosial. Tindakan tsb menimbulkan masalah ekonomi di wilayah terkena sanksi.

Belakangan ramai perdebatan di thread ttg boykot salah satu produk Danone yakni Aqua. Produk perusahaan asal Prancis tsb memenuhi hampir setengah populasi konsumen air minum dlm kemasan di Indonesia. Pro kontra boikot thd produk tsb di antaranya terkait dampak ekonomi. Sebagian yg pro mengatakan bhw dampak ekonomi yg menimpa komunitas Islam sebagai akibat boykot tsb harus diterima demi iman. Sementara sebagian yg kontra menganggap pemikiran tsb sebagai tdk rasional dan melawan kaidah yg melarang utk memilih jalan menuju madharat yg besar. 

Secara rasional, boikot thd Aqua memang dapat menimbulkan kemadharatan. Kalau ada perusahaan dgn kapasitas produksi dan distribusi yg bisa mengimbangi Aqua utk memenuhi kebutuhan hampir setengah populasi konsumen air minum dlm kemasan, dan siap menerima pegawai Aqua sehingga tdk ada pengangguran dan keluarga miskin baru, maka Aqua akan mudah utk ditinggalkan dan tdk memberi dampak negatif thd banyak rumah tangga. 

Kalau tdk demikian, maka menghentikan produksi dan distrbusinya akan menimbulkan kemadharatan bagi umat Islam sendiri. Sebab mayoritas pekerja Aqua yg jumlahnya bukan puluhan itu beragama Islam. Termasuk yg akan terdampak adalah mereka di luar pekerja Aqua yg mendistribusikan produk tsb ke rumah2. 

Ada banyak cara atau pilihan produk yg bisa diboikot utk memberi tekanan, tdk perlu memilih yg memberikan kemadharatan besar kpd diri sendiri. Setiap muslim sejatinya merasakan penderitaan muslim lainnya, bagaikan satu tubuh. 

Masalah yg diberikan kpd muslim hrs disertai solusinya, tdk cukup hanya berdoa dgn keyakinan bhw Tuhan memberi rejeki kpd hamba Nya yg terdampak boikot. Misalnya dgn memberikan santunan. Jgn lupa bhw usaha merupakan faktor penting perubahan nasib. Tanpa usaha tsb, keluarga yg terdampak boikot belum tentu dapat menangani dampaknya. 

Boikot biasanya sementara dan tdk berujung penutupan perusahaan. Beberapa kalangan yg terdampak harus menanggung kesulitan hidupnya beberapa saat. Hal berbeda dgn embargo ekonomi yg secara konsisten dilakukan selama bertahun2 dan menimbulkan kesulitan berkepanjangan. Boikot berhenti dgn sendirinya setelah ada perubahan sesuai keinginan, atau setelah kampanyenya melemah.

0 comments :

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya