Saya tdk menyalahkan kalangan yg memilih jalan boikot utk memprotes Perancis, selama caranya tenang, legal, dan rasional seperti nasihat Syekh Alazhar. Saya memilih jalan kalangan yg berpendapat bhw cara terbaik utk merubah keyakinan siapapun atas apapun adalah penyadaran dgn transfer pengetahuan dan keteladanan.
Pilihan saya tersebut didorong oleh pemahaman yg terbentuk dari pengalaman literasi digital selama ini. Masyarakat yg tergantung dgn praktik konvensional tdk bisa kita rubah dgn tekanan apapun, sampai datangnya kesadaran. Mereka akan menerima praktik baru dgn tekanannya sesaat, utk kemudian kembali ke praktik semula. Atau mereka akan menunjukan sikap menerima, padahal di belakang tetap dgn praktik semula.
Saya pernah membuat program aplikasi utk perusahaan, namun operatornya menolak utk menggunakan cara baru otomatisasi tsb krn sdh merasa nyaman dgn cara lama. Saya juga pernah mendengar, pemerintah kecamatan enggan menggunakan cara baru pelayanan daring sampai ada bukti sukses dari yg lainnya. Dengan demikian, kunci perubahan itu ada pada kesadaran. Mereka perlu pemahaman baru yg membuatnya sadar arti penting perubahan.
Saya memahami dari sejarah Nabi, bahwa boikot yg dilakukan oleh kaum Quraisy terhadap kaum Muslimin adalah merupakan pembenaran mereka terhadap sikap intolerannya terhadap pemahaman baru / asing yg diyakini oleh kaum Muslimin. Mereka melakukannya utk melindungi kearifan lokal yg telah hidup dalam masyarakat Mekah.
Boikot tsb tdk berhasil merubah keadaan, sebab kaum Muslimin memilih hidup menderita dari pada harus merubah keyakinannya. Kegagalan serupa terlihat dlm praktik embargo ekonomi di masa sekarang yg tdk berhasil merubah sikap negara yg diembargo. Embargo itu hanya menghasilkan kesulitan bagi masyarakat dari pada perubahan sikap pemerintah yg diinginkan.
Penyerangan dgn kekuatan bersenjata oleh kaum Quraisy malah berujung kekalahan. Sikap intoleran kaum Quraisy runtuh setelah mendapat pengetahuan dan keteladanan dari Nabi SAW dan kaum Muslimin terus menerus. Mereka mau menerima pemahaman baru dan meninggalkan kearifan lokal yg selama ini dibelanya dengan tindakan boikot.
Oleh karenanya bagi saya, aksi boikot terhadap produk Perancis adalah merupakan wujud protes demi menjaga kemuliaan baginda Nabi SAW. Namun dampaknya mungkin tidak akan seefektif penyadaran dan tdk akan menghasilkan perubahan jangka panjang. Apa yg dilakukan kartunis itu dilindungi pemerintah Perancis karena memperhatikan kearifan lokal di sana.
Saya pribadi tidak akan memilih cara boikot atau kekerasan utk merubah kearifan lokal tersebut. Cara penyadaran yg dipilih Nabi SAW dan para sahabat sejak masa pemboikotan hingga penaklukan Mekah merupakan cara terbaik, yakni dengan dialog, menyampaikan pengetahuan dan menunjukan keteladanan.
Saya yakin negara Islam tdk akan berperang dgn Perancis, sebab Nabi SAW berperang sebagai respon membela diri dari serangan bersenjata yg dilakukan oleh kaum Quraisy. Saya yakin umat Islam yg saleh tdk akan berbuat salah dgn melakukan tindak kriminal pembunuhan yg tdk diperintahkan oleh Nabi SAW.
Seyogyanya siapapun yg memilih cara boikot tdk perlu menganggap siapapun yg memilih cara lain; atau mengarahkan aksi boikot ke arah lain yg dianggapnya lebih bijak; atau mengkritik aksi boikot yg tdk tenang, ilegal, dan irasional sebagai musuh agama atau zindiq. Surga dan pengetahuan itu terlalu luas utk diklaim sendiri.
0 comments :
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya