6 tahun yg lalu, saat berada di tengah acara RAKERNAS Relawan TIK Menado, saya menerima telp dari panitia seleksi dosen berprestasi KOPERTIS IV, katanya saya ditunggu di Bandung utk proses seleksi tsb. Saya kaget dgn informasi tsb krn tdk ada informasi dari KOPERTIS IV ataupun kampus yg saya terima terkait kegiatan tsb.
Kemudian saya sampaikan kpd Panitianya kalau saya sedang berada di Menado sehingga tdk bisa mengikuti kegiatannya. Lalu Panitia bertanya, apakah saya mau mengundurkan diri?. Dgn mempertimbangkan ketidakmungkinan utk menghadiri kegiatannya saat itu, sayapun menyetujuinya.
Di dalam acara RAKERNAS, ibu Mariam Barata yg saat itu menjabat sebagai Direktur Pemberdayaan Informatika DITJEN APTIKA Kemenkominfo RI menyebut saya sebagai inisiator sistem penjenjangan Relawan TIK. Sebutan tsb berkaitan dgn praktik penjenjangan dlm manajemen sumber daya Kelompok Penggerak TIK di Garut yg konsepnya diminta beliau utk dapat diadopsi di Relawan TIK Indonesia. Konsep tersebut dipresentasikan dalam RAKERNAS sebelumnya di Surabaya.
Beberapa waktu kemudian, di tempat yg sama, saya menerima telp dari Prof Ali Ramdhani yg saat itu sudah pindah tugas ke UIN Sunan Gunung Djati. Beliau dgn suka cita mengucapkan selamat atas diperolehnya hibah PHP PTS yg saya usulkan ke DIKTI. Usulan itu saya kerjakan beberapa bulan yg silam atas permintaan beliau, saat beliau masih sebagai ketua STT Garut. Saya merasa senang dgn apresiasi tersebut. Beliau masih menyempatkan waktu mengucapkannya sekalipun sudah pindah tugas.
Ada lima usulan yg disampaikan saat itu, 1) peralatan laboratorium non TIK sekitar 189 juta; 2) peralatan TIK sekitar 148 juta dan peralatan pendidikan sekitar 133 juta; 3) peralatan pendukung sekitar 197 juta; 4) pengadaan furniture sekitar 79 juta; dan 5) pekerjaan sipil berupa ruang multimedia sekitar 107 juta. Dalam usulannya, aula mini kampus diubah menjadi ruang multimedia yg diperlukan utk menunjang mata kuliah Multimedia. Ada banyak perangkat multimedia yg diusulkan, mulai dari audio dolby surround hingga proyektor 3D yg harganya mahal. Ruang tersebut digunakan utk keperluan penyajian konten audio dan video 3D oleh dosen dan mahasiswa. Pengerjaan proyek tsb dilaksanakan sepenuhnya oleh kampus.
Sebagai alumni yg kebetulan ditugaskan negara membantu almamater, saya merasa bersyukur telah dikaruniai kesempatan oleh Allah utk memberikan apapun sebisanya, mulai dari amaliah relawan TIK bagi kampus, kerjasama dgn perusahaan internasional dan pemerintah luar negeri, hingga hibah tersebut. Saya melewatinya seperti air yg mengalir, tanpa rencana sedikitpun, hanya melalui pintu yg dibukakan oleh banyak orang dalam kegiatan hobi yg saya tekuni. Dalam kesempatan pengukuhan Kelompok Penggerak TIK Pelajar, di hadapan pak Menhariq Noer yg saat itu masih bertugas di Direktorat Pemberdayaan Informatika, saya nyatakan relawan TIK sebagai hobi.
Relawan dalam bidang TIK yg dimulai semasa kuliah dulu (2002) bagi saya adalah hobi, sehingga tdk perlu apresiasi atau penghargaan utk menjalaninya. Oleh krnnya saya tdk banyak berfikir dan sama sekali tdk merasakan beban apapun saat kondisi mengharuskan saya utk tdk mengikuti seleksi penghargaan. Saya pun dapat dgn ringannya menolak tawaran pak Boni dari Direktorat Pemberdayaan Informatika yg hendak mengusulkan saya utk menerima penghargaan dari wakil presiden RI. Saat itu saya sampaikan kpd beliau bhw apa yg saya kerjakan bukanlah apa-apa, ada banyak yg lebih hebat dari saya.
Hobi ini saya jalani dgn suka cita, semata krn berharap keridhaan Nya, baik dgn atau tanpa dukungan dan apresiasi dari manusia. Kpd Nya saya bersyukur, dan kpd manusia saya berusaha agar dapat bersyukur yg sebaik2nya. Saya merasa cukup dgn Dia yg selama ini membukakan banyak jalan, dan memberi rejeki dari jalan yg tdk disangka-sangka, muncul di saat saya dan keluarga sangat membutuhkannya. Oleh krn itu saya tdk pernah merasa risau dgn rejeki yg telah ditentukan Nya.
0 comments :
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya