Ilmuan itu terbiasa berkontribusi pengetahuan, sehingga sudut pandangnya diletakan di ruang kosong yg blm diisi oleh ilmuan lainnya, tdk perduli berada di posisi kubu politik manapun. Menyuruh semua ilmuan utk berada atau tdk berada di satu sisi kubu politik saja, dan mencelanya bila berada di sisi sebaliknya, sama artinya dgn menjadikan politik sebagai belenggu pengetahuan. Akibatnya, pengetahuan hanya akan berkembang ke satu sisi yg disukai kubu politik tertentu, dan sisi lainnya tetap menjadi ruang hampa pengetahuan yg tdk memberi manfaat bagi manusia.
Padahal kebijaksanaan dlm berpolitik dibangun oleh pengetahuan yg diperoleh dari berbagai sudut pandang pd posisi kubu politik manapun. Pembelengguan pengetahuan oleh politik hanya diminati oleh orang yg tdk faham bagaimana kebijaksanaan dicapai oleh manusia, atau diminati oleh orang yg tdk ingin politik dimainkan secara bijaksana.
Sebagai ilustrasi, kebijakan tentang benar dan salah hanya terwujud setelah memiliki pengetahuan ttg benar dan salah serta menerapkannya dgn cara yg benar. Dlm sesuatu yg dianggap benar, mungkin saja ada kesalahan yg tersembunyi yg perlu diungkap, demikian pula sebaliknya. Pengetahuan tentang kebenaran dan kesalahan sangat perlu dikuasai, mengingat dlm menerapkan suatu kebenaran, mungkin kita harus memperhatikan kesalahan sebagai faktor hambatan dan kelemahan yg hrs diperhatikan. Dgn demikian, sudut pandang ilmuan tdk hanya perlu diletakan di sisi kebenaran, tetapi juga di sisi yg berlawanan, agar pandangan thd kebenaran menjadi lebih objektif dan komprehensif.
Orang yg dapat memahami fikiran intelektual hanyalah intelektual yg mampu menggunakan cara kerja intelektualnya. Kalangan awam mungkin hanya sampai pada kulit pengetahuannya yg blm tentu bisa menghantarkannya kpd daging pengetahuannya, apalagi inti pengetahuannya Mungkin saja penjelasan ringkas tdk akan dapat menghantarkannya kpd pintu pemahaman, sampai penjelasannya diulang atau semua pengetahuan prasyaratnya diberikan. Dan kalangan intelektual yg tdk menggunakan cara kerja tsb telah meletakan nasib akhir perjalanan pemikirannya hanya sampai pada capaian kalangan awam.
Kerumitan adalah konsumsi ilmuan, sebab dari padanya ia dapat menemukan pintu penemuan setelah pisau analisisnya digunakan. Kerumitannya dapat tersaji dlm bentuk kalimat pendek ataupun panjang. Di dalam kalimat pendek, terkandung sejumlah pengetahuan dlm deksripsi panjang yg merujuk kpd pengetahuan. Di dalam kalimat panjang, mungkin saja terkandung banyak kalimat pendek tsb.
Mungkin bagi kalangan awam, pengetahuan adalah seupama kebenaran dan kesalahan yg sdh final. Namun boleh jadi blm final bagi kalangan ilmuan. Satu kalimat tdk harus menjadi akhir dari kegiatan penjelajahan pengetahuan. Walau demikian, dlm kebenaran dan kesalahan, ada dua jenis ilmuan: mereka yg tdk berhenti menemukan kebenaran dari sesuatu yg dianggap salah, atau sebaliknya; dan mereka yg membenarkan kesalahan atau sebaliknya krn cenderung pd selain pengetahuan, semisal tahta, harta, atau wanita.
0 comments :
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya