Satu tahun yg lalu, tepatnya tanggal 29 November 2019, saya sendirian menyetir mobil ke Bandung utk menjemput Prof Didik Sulistyanto di Bandara Husein. Rencananya beliau akan mengisi kegiatan workshop proposal penelitian dlm acara yg saya selenggarakan di kampus. Komunikasi dgn beliau terjalin sejak saya mengikuti kegiatan yg sama di Cimahi.
Beliau tiba di Bandara Husein pada sore hari. Saya langsung menyapa beliau begitu melihatnya di gerbang keluar. Kemudian kami beranjak ke tempat di mana kendaraan saya terparkir.
Sepanjang perjalanan itu saya berbincang banyak dgn beliau. Ternyata beliau sosok rendah hati yg religius. Sekilas saya mendengar obrolan beliau melalui telp tentang manfaat salat malam dan mandi sebelum subuh. Beliau duduk di samping kiri saya, sehingga saya dapat mendengar dgn jelas sebagian obrolan beliau dgn seseorang di telp tersebut.
Kami memutuskan salat maghrib di rest area. Selepas salat, kami berbincang sebentar. Dlm perbincangan itu, saya bertanya seputar usaha alternatif di luar pekerjaan yg bisa dijalankan oleh dosen. Beliau menyarankan kpd saya utk menjalankan usaha kost mahasiswa, dgn mencontohkan usaha serupa yg beliau jalankan.
Keesokan harinya, selepas kegiatan, saya mengantarkan beliau dan pak Muhammad Said Hasibuan ke statsiun kereta api Cibatu. Seperti di awal, saya kendarai sendiri mobilnya. Sebelum masuk mobil, saya telp dulu beberapa dosen yg menjadi panitia utk memastikan kegiatan dapat selesai sampai akhir dgn baik.
Di tengah perjalanan, prof Didik memberi masukan agar saya dapat mendistribusikan pekerjaan dlm kepanitiaan, sehingga tdk perlu menjemput dan mengantarkannya sendirian. Saya tdk menyampaikan kepada beliau kalau anggota tim pelaksananya sedikit orang dan ibu-ibu semua, sehingga tdk bisa menyuruh salah satunya utk antar jemput atau menemani saya dlm antar jemput. Saya sampaikan bhw menjemput dan mengantar pulang orang berilmu seperti beliau merupakan suatu kehormatan, seperti mahasiswa menghormati mahaguru, sekalipun saya blm pernah menjadi mahasiswanya.
Kegiatan ini saya selenggarakan dgn uang pribadi dan uang pendaftaran peserta kegiatan, utk menghantarkan pengetahuan Prof Didik kpd kolega di kampus dan peserta lainnya, dan utk menepati janji menghadirkan beliau ke Garut. Kegiatan ini juga merupakan realisasi dari keinginan utk menyelenggarakan kegiatan seperti yg diikuti di Cimahi. Ibu Dewi Tresnawati yg ditugaskan bersama saya utk mengikuti kegiatan di Cimahi juga antusias dgn keinginan tsb, dan turun membantu dlm pelaksanaannya.
Insya Allah, selalu ada jalan utk berbuat baik dlm berbagai hambatan atau keterbatasan. Kegiatan seperti ini tdk jauh beda dgn kebiasaan mentraktir teman di masa bujang dulu yg dilakukan utk menambah kebahagiaan diri dgn rasa senang yg muncul dlm hati teman. Saya senantiasa diingatkan oleh ayat dalam surat Ali Imran, sehingga tdk merasa ragu sedikitpun kpd pertolongan Allah dlm melaksanakan kegiatan yg telah diazamkan.
"Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah" (QS Ali Imran: 159)
Ayat lainnya yg sering disampaikan oleh alm Mas Yudho senantiasa menjadi penyemangat dlm melaksanakan amal kebaikan. Oleh karenanya saya tdk merasa risau dgn seberapa mampu saya mewujudkan rencana kegiatannya. Dikaruniakan sedikit keberhasilan saja sudah lebih dari cukup bagi saya yg mungkin tdk layak menerima karunia tsb.
"Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah (dengan mengerjakan suruhanNya dan meninggalkan larangan-Nya), niscaya Allah akan mengadakan baginya jalan keluar (dari segala perkara yang menyusahkannya), serta memberinya rezeki dari jalan yang tidak terlintas di hatinya, dan (Ingatlah), barangsiapa berserah diri bulat-bulat kepada Allah, maka Allah cukuplah baginya (untuk menolong dan menyelamatkannya). Sesungguhnya Allah tetap melakukan segala perkara yang dikehendaki-Nya. Allah telahpun menentukan kadar dan masa bagi berlakunya tiap-tiap sesuatu.” (QS At-Talaq: 2-3)
0 comments :
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya